Sabtu, 16 Oktober 2021

MPASI oh MPASI

MPASI ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Kupikir dulu kalo bayi mau makan ya tinggal kasih makan aja. Ada bubur instan bayi berbagai merek, ada banyak buah-buahan halus yang tinggal dikerok terus disuapkan, kalo mau kasih makan nasi sama sayur juga tinggal dimasukin ke blender. Intinya gampang lah. Aku nggak mau mikir sulit. Nggak tertarik belajar MPASI. Sejak hamil yang kupikir kan cuma gimana cara melahirkan yang mudah dan nggak sakit. 

Sebenarnya aku juga gak plonga plongo banget soal MPASI, aku pernah baca sekilas di akun akun kesehatan yang muncul di explore instagram. Kurang lebih aku tau lah menu empat bintang, istilah prona, prohe, LT, terus produk-produk kayak unsalted butter, EVOO, VCO, keju belcube dsb. Tapi ya sekedar tau. Mau baca secara mendalam males. Ribet. Agak meremehkan gitu. Seperti biasa, kebiasaan menyepelekan hal detil muncul. Duh Gusti. 

Anakku tepat berusia 6 bulan ketika momen mudik lebaran. Kebetulan baru jatah untuk berada di rumah mertua. Aku mau numpang masak ngolah MPASI segala macam nggak enak dong. Takut nanti diketawain karena pada dasarnya aku nggak bisa masak. Takut salah pake alat-alat masak. Takut berantakin dapur ntar runyam lagi. Intinya banyak ketakutan lah. I know maybe its only in my mind. Tapi ketakutan itu bergabung dengan kemalasan, jadilah takluk aku dibuatnya. Aku juga dipengaruhi sama salah satu video yang dibuat dokter anak di youtube. Dokter itu bilang, bahwa sebaiknya anak dikasih makanan bubur MPASI instan sebagai selingan bubur MPASI homemade untuk memastikan nutrisinya cukup. Karena menurut beliau, bubur MPASI instan telah memiliki gizi yang seimbang dan pas takarannya untuk bayi. Aku menyimpulkan sendiri, aaah berarti bayi dikasih bubur instan terus gapapa dong, malah gizinya akan sangat terpenuhi. Haha konyil. 

Akhirnya aku ke minimarket warna biru yang ada dimana-mana terus beli segala macam varian rasa dari bubur instan merek tertentu. Aku juga beli macam-macam biskuit bayi dari mulai model marie sampai biskuit rusk. 

Hari pertama MPASI aku bikin bubur dengan porsi dan takaran air sesuai petunjuk kemasan bubur. Anakku nggak mau. Dia malah sibuk penasaran dengan sendok dan mangkoknya. Well kalo aku evaluasi, ini sih terlalu encer. Porsinya juga terlalu banyak. 

Hari kedua aku membuat bubur dengan takaran suka-suka. Kekentalan bubur aku pas kan sesuai versiku. Ta daa anakku mulai mau makan meskipun belum banyak.  Hari berlalu dengan cepat. Mudik sudah selesai dan aku balik ke perantauan. Baru pas sampai di perantauan aku mikir. "Ini anak aku kasih makanan instan terus apakah sehat?" Aku juga terngiang ngiang diskusi dengan kakak sepupu di jogja. Tekstur MPASI itu penting. Anak yang tekstur MPASInya terlalu lembut dan tidak sesuai dengan usia akan mengakibatkan speech delay (keterlambatan bicara). Aku agak cemas sejujurnya kalo inget diskusi itu. Bubur bayi kan teksturnya gitu-gitu aja. 

Sebuah tekad muncul di benak. Aku harus berubah jadi lebih rajin dan perhatian terhadap MPASI. Aku akan masakin anakku MPASI homemade. Aku mulai dari baca resep- resep MPASI di sosmed. Besoknya aku praktekin tuh bikin salah satu resep. Aku pisahin beras dua sendok, bawang merah, bawang putih, wortel, telur, sama VCO buat LT. Aku ikutin langkah-langkah di resep dan voilaaa...... Anakku nggak doyan. Dimakan beberapa suap doang. Aku icipin dong, rasanya hambar gak enak dan gak karuan karena emang nggak pake garam dan gula sama sekali. 

Well aku belajar lagi. Ada salah satu dokter di sosmed bilang, "MPASI itu kan miniatur makanan orang dewasa buat bayi. Nggak usah ribet." Aku kayak dapet angin segar. Esoknya aku buat bubur nasi terus kasih sayur dan lauk yang ada di rumah terus disaring disesuaikan sama tahapan tekstur bayi seusia anakku. Weh anakku mau makan lahap. Kadang-kadang makanan yang kusiapkan bener-bener habis. Aku senang dan semakin mantep sama pendapat dokter itu. 

Masalah baru muncul saat aku kembali sibuk belajar MPASI. Soal kadar garam dan gula yang bisa dikonsumsi bayi. Aku nemu artikel yang bilang kalo konsumsi garam dan gula pada bayi dibawah usia satu tahun tidak diperbolehkan karena kebutuhan garam dan gula bayi dapat dipenuhi dari buah dan sayuran. Aku selama ini beranggapan bahwa konsumsi gula dan garam untuk bayi di izinkan asal tidak sebanyak orang dewasa. Nah loh bertabrakan. Ini bikin dilema banget. Kalo gak pake garem kan hambar, anakku gak doyan. 

Jadilah aku nyari opini lain. Termasuk ngeliatin ingredients dari bubur instan. Ternyata di bubur instan ada komposisi gula sama garam meskipun cuma dikit. Well aku memilih untuk tetap menggunakan gula dan garam akhirnya. Daripada anakku nggak makan.

Di bulan ke sembilan, berat badan anakku turun 100gr. Well cuma satu ons sih itupun anakku masih di garis hijau tapi nggak tau kenapa aku agak panik karena selama lahir sampai umur ke sembilan bulan berat badannya nggak pernah turun. Kepanikankku cukup beralasan karena di bulan ke sembilan anakku lumayan sering GTM. Belum lagi suami nakut-nakutin, "itu kalo dia pola makannya sama seperti bulan lalu, bulan depan BBnya bisa turun lagi."

Aku sibuk putar otak sampai buka aplikasi sosmed berlogo f terus bukain grup grup yang bahas MPASI. Akhirnya ketemulah sharing soal snack MPASI tinggi kalori. Aku mulai rajin memanfaatkan waktu senggang untuk membuat snack MPASI tinggi kalori yang disebut sebut sebagai BB booster. Alhamdulillah hasil tidak mengkhianati usaha. BB anakku naik 400gr dalam sebulan. 

Hal yang aku sesali sekarang adalah ketidakmauanku belajar MPASI sejak dini. Karena kefakiran ilmuku soal MPASI maka yang terjadi adalah:

1. Anakku picky eater. 
Anakku tidak mau makan makanan yang sudah disediakan begitu saja. Pilih-pilih. Banyak syarat agar anakku mau makan. Hari ini dia lahap makan sayur sop lauk telur ceplok, besoknya belum tentu mau. Hari ini mau makan soto ayam dengan nugget, esoknya gak mau. Salah komposisi lauk, sayur, dan nasi dalam satu sendok aja bisa dilepeh. Dia tidak suka komposisi nasi yang banyak di sendok, dia lebih suka kalo nasinya sedikit dan lauknya banyak. Protein nabati seperti tahu dan tempe dia tidak doyan. Kadang mau disuapi dengan sendok, kadang lebih suka disuapi pake tangan. Kadang mau pake kuah tapi seringnya ogah. Trus kalo makan sayur bayam berkuah gimana? Ya kuahnya dikuras, diambil bayamnya aja. 

2. Konsumsi gula dan garam sejak dini. Aku ngga tau pendapat mana yang benar, tapi seharusnya memang anak dibawah satu tahun tidak mengkonsumsi garam dan gula. Selain ada kemungkinan dampak kesehatan, mengkonsumsi makanan tanpa garam dan gula akan membuat anak merasakan rasa asli dari bahan makanan yang di olah. Dengan begitu di kemudian hari ia akan lebih mudah menerima berbagai macam rasa dan tidak pilih-pilih makanan. 

Ini sekedar sharing pengalaman ya teman-teman. MPASI itu luas ternyata. Butuh banyak ilmu. Nggak cuma asal kasih makan bayi. Sumber belajar MPASI banyak banget. Bisa dari web WHO, jurnal, sampai postingan di sosmed. Belajar MPASI itu penting banget. Perlu diingat, MPASI itu nggak ribet dan nggak harus mahal. Sumber lemak gak harus pake unsalted butter, bisa diganti dengan santan. Bumbu aromatik ngga cuma bawang putih dan bawang merah, bisa pake jahe, kunyit, sereh, daun jeruk, dsb. Intinya manfaatin apa yang ada di sekitar rumah. Locally available yaa bukan supermarket available. Sekian. 

Sabtu, 02 Oktober 2021

Drama Menyusui

Dulu kukira menyusui itu simpel. Sodorin aja ke bayi. Ntar dia minum kalo udah kenyang terus tidur. Simpel. Bayi tidur, ibu bisa bebas beraktivitas. Beres2 rumah, workout, makan, nonton drama korea, dsb. Ternyata pemikiranku salah besar.

Cerita soal drama menyusui dimulai sejak hamil tujuh bulan. ASIku keluar. Mungkin efek dari rutin konsumsi tujuh butir almond tiap hari. Aku selow aja karena udah baca beberapa artikel dan story akun instagram temenku yang ngalamin katanya ini hal normal. 

But then i don't know why, abis melahirkan malah ASI berhenti keluar. Apakah ini efek hormon oksitoksinku yang rendah karena proses melahirkan yang lama? Cuma dugaan belaka sih.

Malam pertama setelah lahiran aku selow, toh bayinya udah kencing dan BAB ngeluarin meconium. Kata dokter anak juga normal. Kata perawat juga bayi masih punya  cadangan makanan buat tiga hari. Yasudah tenanglah hatiku. 

Kecemasan dimulai di malam kedua. Anakku sama sekali tidak mau tidur di boks bayi. Dia gak mau lepas sama sekali dari aku. Dia juga mulai sering terbangun di malam hari dan nangis. 

Aku bingung dong. Mau gak mau aku tidur sempit sempitan di ranjang RS dengan bayi. Haduh. Deg deg an luar biasa mengingat aku biasa tidur pecicilan sejak dulu. Tapi gimana lagi, dia anakku. Udah gitu di RS ngga bisa minta kasur lebar kayak di rumah. 

Malam itu terasa panjang. Anakku terlihat seperti kelaparan. Aku berusaha tenang. Berusaha tetap menyusui seperti instruksi dokter meskipun ASI yang keluar sedikit atau malah enggak keluar sama sekali. Buat mancing produksi ASI kata dokter.  

Berusaha tenang ngga semudah itu. Lidah bayi yang masih kasar membuatku kesakitan. Lagi-lagi aku ngga bisa melakukan apapun selain pasrah menahan sakit dan kantuk.

Paginya aku pulang dari RS. Malam ini bayi akan tidur di rumah. How happy i am pas tau bayi ini tidurnya anteng dan cuek terhadap kebisingan. 

Sampai rumah, ibuku langsung memberiku sepiring besar edamame untuk memperlancar ASI. Aku menurut. Tanpa banyak bicara edamame habis gak bersisa. 

Meski begitu diam-diam aku putus asa dan menyuruh adekku membelikan susu formula dan pompa ASI. Susu formula ini bakal aku berikan kalo sampai besok ASI gak keluar. Sedangkan pompa ASI kubeli berdasarkan saran kakak sepupuku untuk menstimulus produksi ASI. Kakak sepupuku bahkan berbaik hati berjanji esok hari akan datang membawakanku pompa ASI elektrik miliknya.  

Malamnya, anakku mulai terbangun dan menangis kelaparan. Aku bingung dong. Sepertinya ASI yang keluar terlalu sedikit dan belum mencukupi kebutuhannya. Well aku tau ASInya udah keluar karena si bayi sudah pup dan warnanya nggak hitam lagi. Kata tanteku, itu pup bayi yang sudah minum ASI. Waktu itu aku ditanya "kamu ngerasa nggak kalo ASInya keluar?" Aku bingung. Emang rasanya gimana kalo ASInya keluar?

Karena aku masih pake kateter, maka jadilah tanteku dan ibuku yang begadang mengurus dan menggendong baby newborn ini. Akunya tidur. Kalopun bangun aku cuma minum dan mainan hp. Jangan salahin aku ya. Bukan karena aku ngga mau tanggung jawab, tapi karena kondisi. Bayangin aja rasanya nggendong bayi pake kateter. Ngga kuat aku. 

Tengah malam saat terbangun, aku menawarkan susu formula karena mulai kasihan sama bayi kecil yang menangis kelaparan. Reaksi Ibuku dan Tanteku gimana? Marah dong. Aku disuruh istirahat dan sabar. 

Hari selanjutnya masih sama, ibuku kembali memberiku edamame satu piring penuh yang langsung ku tandaskan. Aku juga makan almond segenggam penuh. Minum madu dan air hangat juga. 

Malamnya aku demam. Badanku rasanya meriang dan sakit kayak dipukuli orang satu RT. Aku bahkan marah saat bayi kecilku nangis. Fisikku nggak berdaya. Aku cuma tiduran di kasur. Nangis. Kata ibuku, itu hal wajar. Gapapa. Ibuku bilang aku ngerangkak i istilah jawa nya begitu. Tubuhku bereaksi karena mau produksi ASI. Malam itu berlalu seperti sebelumnya, ibuku dan adekku kali ini begadang lagi mengurus bayi. Aku tidur. Aku gak peduli kejadian apapun di sekitarku. Badanku remuk ya Allah. 

Esok harinya ASI keluar lebih lancar tetapi masih belum deras. Anakku terlihat lebih tenang meskipun beberapa kali dia merengek. Sepertinya belum puas. 

Suamiku bertindak. Dia membelikanku kurma ajwa dan susu almond brand almona di shopee. Harganya lumayan pricey tapi masih affordable. Satu kotak isi lima sachet dibandrol dengan harga Rp 40.000 berarti satu sachetnya delapan ribuan. FYI yang paling enak adalah susu almond varian original.


Setelah minum susu almond, ASIku mulai deras. Aku senang. But then the next problem came up. Putingku mulai lecet.

Karena dari waktu hamil aku sibuk belajar cara mudah melahirkan dan nggak banyak belajar soal menyusui, aku nggak ngerti kenapa bisa lecet begini. Aku pernah baca di instagram soal puting lecet. Tapi penanganannya gimana aku nggak tau. Aku meremehkan karena di awal aku kira punyaku nggak bakal lecet.

Akhirnya aku googling dan sibuk tanya ke ibuku, kakak sepupu, temen, siapa aja yang udah pengalaman tak tanyain pokoknya. Kata ibuku dulu pas jaman ibuku lecet begitu diolesi minyak goreng. Kata kakak sepupuku pake Virgin Coconut Oil (VCO) ini aman kalo ketelen bayi. Kalo temenku malah ngajarin lebih rinci lagi. "Sebelum menyusui diolesin dulu pake ASI yang keluar, terus abis menyusui dikasih madu. Nanti pas mau menyusui lagi dikompres dan dibersihkan dulu madunya pake air hangat agar bayi nggak nelen madu." 

Karena nggak punya VCO dan nggak mau pake minyak goreng, aku ambil inisiatif sendiri pake minyak zaitun. Sambil nunggu paketan VCO yang ku beli di marketplace dateng. Aku juga melakukan saran temanku untuk dioles madu dan dikompres air hangat. Lukanya mulai membaik dengan sangat lambat. 

Oiya bayi aku kadang nggak mau nyusu kalo putingnya masih ada minyak zaitun ataupun VCO, jadi harus di lap dulu pake waslap dan air anget. 

Selama hampir dua bulan aku menyusui dengan drama menangis atau teriak-teriak sendiri sebab menahan perih lecet. Kadang aku ambil kain bedong atau jilbab terus kugigit kuat-kuat biar nggak teriak dan nangis. 

Selain itu baju yang sering kerembesan ASI baunya amis darah masya Allah sampai aku harus ganti baju berkali-kali. Minimal ganti empat kali dalam sehari. 

Bodohnya aku adalah aku nggak persiapan beli breastpad sama sekali. Aku pikir karena aku ngga pergi kemana-mana aku nggak perlu lah beli breastpad. Ternyata itu adalah must have item buat ibu menyusui.

Kocaknya adalah seminggu pasca melahirkan aku harus kontrol ke dokter. Padahal aku belum punya breastpad tuh. Tapi aku nggak ilang akal. Aku ambil pembalut tanpa sayap yang biasa dipake pas menstruasi, kugunting jadi dua terus kutempelkan di bra. Kan fungsinya jadi sama kayak breastpad. Nggak ada yang tau kok. Nggak keliatan juga. Santai aja. Hahahaha

Buat menyusui aja seribet itu gaes, makanya jangan durhaka sama ibu. Jangan nyakitin cewek. Drama biologis cewek itu luar biasa berat. Kalo gak bisa membahagiakan setidaknya nggak usah nyakitin. Closing macam apa ini hahaha.

Featured post

Mengelola Kas Perusahaan

 Implementasi kas kecil dan kas di bank adalah bagian penting dari manajemen keuangan dalam sebuah organisasi. Sulit rasanya membayangkan se...