ada suatu waktu dimana aku terpaksa menyesali apa yang tidak ingin ku sesali.
terpaksa membenci apa yang ku cintai.
terpaksa menjauh dari apa yang ingin ku dekati.
sungguh, aku hanya ingin kalian tau, aku mencintai kalian dengan caraku.
maka aku tidak ingin membebani kalian dengan ketidakmampuanku.
untuk menggambar dan mendesain gambar saja aku tidak bisa.
aku hanya bisa menulis. Pun aku bukan penulis kawakan bak Asma Nadia.
aku hanya bisa menulis isi hatiku, dengan katakataku. dengan caraku.
aku individu yang punya cita-cita. punya impian.
meski secara organisatoris aku berada di bawah kendali kalian, tapi hati dan pikiranku tetap milikku. Ada satu hal lagi yang tak bisa kalian renggut dariku. Harapan. Aku punya harapan untuk diriku sendiri, untuk keluargaku, untuk masa depanku.
Jalan yang kalian memang jalan indah menuju surga, tapi aku jika aku ingin melewati jalan lainnya..boleh kan?
aku lebih suka menenggelamkan diri dalam buku-buku lautan ilmu, menghadiri seminar-seminar sebagai peserta atau bahkan pembicara dan bukan sebagai panitia.
berdiskusi dengan teman-teman. menemani anak-anak tertawa riang. membagi pengalaman dengan pak heru, pak deni, pak siyam, mbak mei, miss ambar, om dwi, pak har. memotivasi pelajar SMK yang mengais puing-puing kebahagiaannya.
mungkin aku egois, meninggalkan medan perang untuk kepentingan diriku sendiri. aku minta maaf.
aku sungguh tak bermaksud begitu :'(
catatan ini dibuat dengan sok puitisnya. menggambarkan hati yang sedang kalut.
planning masa depan sudah saya buat. dan saya ingin merealisasikannya.
kalau kalian bilang hanya setahun. setahun itu lama. setahun bisa menghasilkan 26 sertifikat bagiku. bagiku? ah egoisnya diriku.
yaAllah, ampuni tia. maafin segala kekhilafan tia :'(
Kamis, 11 Desember 2014
Selasa, 02 Desember 2014
PENDIDIK MENGABDI
Pemerintahan baru di bawah Jokowi-JK memberlakukan
moratorium pengadaan CPNS sampai 5 tahun. Akan tetapi kita menjumpai kenyataan bahwa jumlah guru masih kurang.
Ada dua hal yang menjadi fokus dalam bahasan ini.
1. Moratorium pengadaan CPNS sampai 5 tahun.
2. Jumlah guru masih kurang.
Moratorium pengadaan CPNS dilakukan untuk mengevaluasi
kinerja PNS yang sudah ada. Data yang beredar dalam berita, PNS di Indonesia
berjumlah mencapai 4,6 juta,dengan anggaran belanja pegawai mencapai lebih dari
40%. Selain itu, persebaran PNS tidak merata. Pemerintah, perlu menghitung
rasio yang tepat antara kebutuhan PNS dengan jumlah penduduk Indonesia yang
perlu di layani.
Ironisnya, bidang pendidikan masih membutuhkan banyak tenaga
pendidik (guru). Sebuah harian lokal di provinsi Jawa Timur menyebutkan adanya
kekurangan guru sebanyak 437 orang di kota malang. Itu yang terjadi di pulau
Jawa. Di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara misalnya, kebutuhan guru mencapai
sekitar tiga ribu orang.
Pertanyaannya, apakah moratorium CPNS akan tetap
diberlakukan sampai lima tahun mendatang, sedangkan jumlah guru masih kurang?
Dikutip dari jpnn.com, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), menyampaikan bahwa moratorium pengadaan
CPNS tidak akan diberlakukan untuk tenaga medis dan pendidik, mengingat jumlah
kebutuhan untuk tenaga-tenaga tersebut masih sangat banyak.
Kondisi perekonomian guru non PNS di Indonesia sangat
mengenaskan. Banyak guru Honorer yang hanya bergaji 300 ribu rupiah perbulan.
Ditengah fluktuatifnya harga sembako dan BBM, ini bukan sesuatu yang bagus dan
cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan guru yang berstatus
PNS. Apalagi ketika mereka sudah bersertifikasi sehingga mendapat Tunjangan
Profesi Guru (TPG). Setiap bulan, mereka bisa mengais pendapatan berjuta
rupiah, apalagi untuk guru yang sudah mencapai golongan tinggi, IV a misalnya.
Sebenarnya CPNS bukan satu-satunya harapan guru di
Indonesia. Banyak progran-program yang di adakan oleh pemerintah untuk membantu
perekonomian guru-guru honorer atau Guru Tidak Tetap (GTT). Contohnya;
1. Tunjangan Fungsional.
Meski jumlahnya terhitung tidak seberapa, namun cukup
membantu. Hanya saja, untuk mendapatkan tunjangan ini, seorang guru
dipersyaratkan memiliki masa bakti selama minimal dua tahun.
2. Tunjangan Profesi Guru (TPG).
Tunjangan ini hanya bisa didapat oleh guru yang memiliki
sertifikat pendidik.
3. Inpassing
Program ini menyetarakan guru honorer/GTT dengan PNS. Guru,
minimal harus berpendidikan S1/D IV
Program Kementrian Pendidikan untuk perguruan tingi yang
berbasis LPTK pun sudah banyak membantu mengentaskan daerah terpencil dari
kekurangan guru, contohnya Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan,
Terluar, dan Tertinggal (SM3T)
Kesimpulan:
1. Saya yakin bahwa program moratorium pengadaan CPNS ini
TIDAK AKAN BERPENGARUH NEGATIF BAGI GURU, Menpan-RB pun telah menyampaikan
tidak berlakunya moratorium bagi Guru dan tenaga medis.
2. Guru-guru harus pintar melihat peluang yang ada pada
program-program pemerintah selain perekrutan CPNS. Guru juga harus pandai
berwirausaha untuk menambah penghasilan.
3. Selain dua hal tersebut, perguruan tinggi yang berbasis
LPTK pun sudah banyak yang mengirimkan mahasiswanya mengajar di daerah pelosok,
dengan mengikuti program SM3T. Sehingga masyarakat tidak perlu takut kekurangan
tenaga pendidik.
Menjadi pendidik hakikatnya adalah mengabdi, namun desakan
kebutuhan perut pun tak bisa dihindari. Untuk itu, kinerja dari lembaga lain
pun dibutuhkan, misal, bagaimana cara Bank Indonesia meminimalisir inflasi
bahan kebutuhan pokok, bagaimana Kementrian menyubsidi biaya kesehatan untuk
rakyat, dsb. Sehingga siapapun yang hidup di negeri ini tidak khawatir, meski
penghasilannya hanya secuil kuku ibu jari.
Langganan:
Postingan (Atom)
Featured post
Indonesia Tidak Ramah Lingkungan?
Well, aku nggak mau nambahin berita buruk. Aku cuma mau cerita soal kenyataan. Tentang negeri besar yang dulu berjuluk negeri agraris, neger...
-
Usia bukan penghalang untuk bisa menjadi blogger yang sukses. Karena saya pernah membaca blog blog perempuan terutama emak emak. ...
-
Well, aku nggak mau nambahin berita buruk. Aku cuma mau cerita soal kenyataan. Tentang negeri besar yang dulu berjuluk negeri agraris, neger...
-
Di suatu siang, seorang kakak tingkat kampus menyapaku. Setelah basa-basi beberapa lama, beliau mengutarakan kekagumannya pada beberapa cata...