Akhir akhir ini ramai perbincangan tentang Jam Malam Akhwat (JMA) di kalangan anak-anak Lembaga Dakwah Kampus (LDK). nah sebelum ngomongin JMA dan sodara sodaranya, saya pengen mengawali kisah tentang diri saya *apaan sih? :D
saya bertempat tinggal di sebuah perumahan tengah desa. agak pelosok. cuma agak lho yaa. haha
tapi siapapun yang saya ceritain tentang lokasi rumah saya pasti bingung. mana ada perumahan di tengah desa? bukannya perumahan itu biasanya lokasinya di kota dan elit? :D
kenyataannya ga semua perumahan kayak yang kamu bayangin. contohnya yaa rumah ku itu.
untuk mencapai kampus UNY tercinta, saya butuh waktu sekitar 45 menit. ada 4 macam jalan yang bisa kamu tempuh untuk mencapai rumah saya:
1. sebut saja jalan A
kalo kamu lewat jalan A, kamu akan melewati setidaknya sebuah kompleks perumahan elit. kamu harus luruus terus. nanti kamu bakalan ketemu sama hamparan kebun jagung, ketela, kamu luruuus terus, entah beberapa ratus meter. di daerah itu kamu hanya akan berjumpa beberapa rumah penduduk. di siang hari, daerah ini lumayan sepi. dan saat malam hari, tentunya lebih sepi. siapa coba yang mau main di kebun saat malam hari.
perjalanan belum usai, kamu bakalan nemuin sebuah jembatan plus perempatannya. disitu kalo lagi musim ujan suka banjir. belum lagi kalo kamu cewek, jangan coba2 lewat diatas jam 9 malam. BAHAYA. banyak anak muda ga jelas yang konkow. acapkali mereka bawa miras.
dari situ kamu masih harus luruuuss terus. sekitar 100an meter dari jembatan itu kamu baru nemuin rumah rumah penduduk. nah kalo udah sampai situ, kamu nanya aja lokasi perumahanku. ga jauh-jauh amat kok :P
2. sebut saja Jalan B
kalo kau lewat jalan ini, kamu akan disibukkan dengan pemandangan sawah seluas mata memandang. lebaaar banget. kamu juga cuma perlu luruuus terus sampai ujung jalan dimana sawah2 tersebut berakhir, setelah itu kamu cuma perlu menghadapi jalan yang bergelombang, berbatu sana sini dan ulala.
abis kamu melewati jalan ulala, kamu bakal ketemu pertigaan pohon beringin. didekat situ ada angkringan remang-remang yang juga suka buat ngumpul para gondes #eh
kamu belok aja ke kanan. jalan aja teruss, melewati rumah-rumah penduduk yang terbilang lumayan jarang. jalan aja teruus, sampai kamu nemu jembatan, melewati kebun jagung, ketela, dsb. didaerah itu tak ada rumah penduduk. kamu perlu jalan sekitar 100 meter untuk nemu rumah penduduk yang hanya bercahaya 5 watt lampu kuning saat malam. oke capek?
sayangnya masih belum sampai. bakda dilegakan dengan rumah penduduk yang hanya ada sekitar 5-7 rumah, kamu ketemu kuburan. haha. sialnya, tak ada lampu yang menerangi kuburan tersebut saat malam hari. sama sekali tak ada lampu.
oke, tahan napas, kamu hanya butuh melewati kuburan gelap itu untuk sampai di hamparan kebun jagung dan ketela berikutnya.
dengan sangat menyesal, saya katakan di kebun tersebut juga tidak ada rumah penduduk. penerangan satu satunya hanya ada di tiang lampu yang ada di jembatan kecil didekat kebun itu.
oiya, saya lupa bilang kalo di dekat kebun itu ada kebun pohon pisang, rerimbunan bambu, kebun pohon jati, dan pohon besar lainnya, entah namanya apa.
setelah kamu sukses melewati kebun tak berpenduduk itu, kamu baru akan ketemu warung di perempatan kecil. nah silakan tanya lokasi perumahan saya, dia tau kok. :P
3. sebut saja jalan C
kamu bisa masuk ke jalan C ini setelah menjelajahi gunung berliku. saya sampe bosen untuk terus terusan ngetik kebun, ladang tanpa penerangan dsb.
sayangnya di jalan C ini jalan yang kamu hadapi akan lebih buruk dibandingkan lewat jalan A maupun jalan B tadi. selain disuguhi aspal rusak yang kerikilnya entah piknik kemana, kamu juga bakal melewati kolam pemancingan kosong tanpa air dan kuburan yang juga hampir-hampir tanpa penerangan kalau tidak dibantu lampu neon kecil di depan gerbang makam.
4. sebut saja Jalan D
saya mulai capek ngetik rute sangking panjangnya.
dijalan ini jalannya relatif halus, tapi yaa itu hamparan sawah, kebun, dan peternakan tebu (eh?) sangat luas.
penerangannya juga lumayan kok. cuma ada beberapa lampu di tepi jalan :D terus pas lewat tebing dan kagak ada lampunya. itu biasaa kok..haha
tapi yaa itu kamu juga harus ngelewatin kuburan plus ujung jalan yang aspalnya udah soak minta ditambal.
rumah penduduknya lumayan jarang jugak sih. :P
well, saya ga minta untuk dikasihani atau diperhatikan oleh para bupati, capres, maupun oleh artis semacam afgan. saya cuma membandingkan keadaan saya yang pulang petang (jam 18.00-19.00) dengan JMA.
jujur saja pertama kali dengar istilah Jam Malam Akhwat (JMA) di sosmed, saya mengernyitkan dahi. tapi sedetik kemudian ketawa.
kalo boleh saya nyeplos, para akhwat-akhwat itu LEBAY. saya yang kalo ijin pulang rapat habis magrib pasti dicibir. berulang kali saya jelaskan alasannya tetep saja diketawain. dipaksa mengikuti runtutan rapat atau acara lain sampai akhir tanpa mau mengerti.
untung saja kan saya orangnya nekat dan cuek, jadi mau dicibir, dibisik-bisikin dibelakang saya cuek.
kalo saja saya orangnya nurutan, apa yang terjadi kalo saya pulang dari sebuah rapat di kampus jam 8 malam, sampai daerah itu sekitar jam 9 malam. haha i can't imagine what will happen to me.
makanya saya ga mau daftar jadi panitia apapun. kenapa? karena saya sadar, saya ga bisa PROFESIONAL dengan keadaan seperti itu.
lalu kenapa para akhwat JMA itu lebay?
iyalah, perjalanan saya yang sangat berliku untuk sampai rumah saja dicibir
tapi kalo online dengan tenang di dalam kamar sampai jam 11 malam saja diperingatkan.
Kalo saya pikir-pikir, bahayanya besar mana?
walaupun saya pulang rapat baru abis magrib, saya harus melewati jalan yang berliku, belum lagi melewati anak-anak tongkrongan. mau ga mau saya harus ngebut kan? padahal kondisi jalannya,,,,yaah baca aja di Jalan ABCD diatas.
sedangkan dunia maya macam internet itu ga mengenal waktu. siang malam tetep aja ada hacker, mau sepagi apapun video porno tetep ada, foto-foto cewek ngumbar aurat tetep banyak. kamu mau online di depan rektor pun bisa sambil donlot komik conan chapter 890. apa bedanya?
kalo alasannya menghindari interaksi ikhwan akhwat, saya bilang LUCU. :D
emang kalo pagi-pagi fesbukan ga bisa menimbulkan cinta sama lawan jenis?
kalo malem2 terpaksa harus sms ikhwan karena mendesak tetep gaboleh?
emang sih kalo diberlakukan JMA bikin saya ga ngepoin fesbuk afgan tiap malem, tapi saya ganti ngepoinnya tiap lunch. :D
buat saya JMA ga pengaruh banyak. it's nonsense.
mau ijin pulang rapat abis magrib aja ditahan-tahan jangan pulang dulu *padahal ga daftar jadi panitia
eh online di kamar dengan damai dan nyaman DILARANG hanya karena urusan JMA wkwkwk
*tulisan ini adalah opini yang berdasarkan subjektivitas saya belaka.
saya tidak bermaksud memengaruhi, melakukan provokasi terhadap akhwat lain.
kalau ada komentar atau protes, silakan sms, atau kirim pesan di fesbuk saya
saya akan senang jika ada kritik dan saran yang bersifat konstruktif
apabila kritik yang dilancarkan hanya berupa celaan dan makian belaka, maka akan saya abaikan.
Terimakasih :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Featured post
Mengelola Kas Perusahaan
Implementasi kas kecil dan kas di bank adalah bagian penting dari manajemen keuangan dalam sebuah organisasi. Sulit rasanya membayangkan se...
-
Usia bukan penghalang untuk bisa menjadi blogger yang sukses. Karena saya pernah membaca blog blog perempuan terutama emak emak. ...
-
"Apakah ini perintah Allah?" "ya" Jawaban itu membuat Hajar istri Nabi Ibrahim As tidak lagi bertanya apapun. Dit...
-
Kemarin kamis 19 oktober 2017 saya harus ke Kebumen untuk melaksanakan audit di cabang perusahaan. Well, kalo lewat kebumen saya setidaknya ...
Tulisan menarik, agak menggelitik, tapi juga bikin bulu kuduk bergidik. kenapa gak dikomunikasikan saja Mutia?
BalasHapusapa yang perlu dikomunikasikan?
BalasHapusafwan, tapi saya sudah sering bilang ga mau pulang malam karena rumah saya 'jauh'.
sebagai orang dewasa, tidak perlu saya jelaskan sejauh apa dan 'semengerikan' apa jalan ke rumah saya.
satu nasihat ibu saya yang selalu saya ingat. "orang dewasa itu tidak perlu alasan"
sometimes you have your own reason and you won't tell them why :D
afwan kalo saya terlalu kasar