Selasa, 17 Maret 2015

Insiden Sayur Kangkung

Ini adalah cerita tentang perasaan gadis belia belasan tahun yang sangat polos.
Ini adalah cerita tentang kasih sayang ibu pada anaknya.
Ini adalah cerita tentang keberanian, kenekatan, kesok-tauan yang berujung pada kelucuan.
Ini adalah cerita tentang keterampilan.
Dan ini adalah cerita tentang masak sayur kangkung yang keasinan. 


Ini cerita fresh yang baru saja terjadi beberapa menit lalu. Sederhana saja. Sepulang dari kampus, gue ngerasa kelaparan tingkat dewa. Gue berharap dengan sangat sesampainya di rumah bakal ada makanan yang bisa ditelan. Ternyata gue kurang beruntung. Ibu gue belum masak. Melihat muka gue yang menderita, ibu yang cantik jelita ini menawarkan.


"Mau makan apa? bikin mie instan aja yaa? Ibu lagi males masak"
"Ogah. Masak aja buk. Aku deh yang masak"
"Yaudah itu ada kangkung. Dimasak aja"


Seketika gue melongo. Ini kepercayaan besar sobat! Sejak gue lahir di dunia ini, Ibu gue jarang percaya soal masakan ke gue. Lo tau? Rasanya dipercaya itu seneng. Pengen jingkrak-jingkrak.


Gue langsung sibuk motongin kangkung, bawang merah-putih, cabe, dst. Dengan gaya ala-ala chef profesional, gue gerakin pisau seanggun mungkin. Tapi, hasilnya bertolak belakang dengan gaya gue. Potongan bawangnya gede dan tebel-tebel. Gue frutasi. Akhirnya sekalian aja gue cacah ga jelas, yang penting hancur tuh bawang.


Well, gue mulai masang wajan di atas kompor dan menuangkan minyak. Insiden bawang gagal tadi ga cepet membuat gue putus asa. Yey. Semua bahan udah gue masukin. Untung aja, dua detik abis gue masukin kangkung ke wajan gue liat toples garam. Reflek gue nepuk jidat. Yaa Tuhan, ini belum gue kasih garam. Alhamdulillah masih bisa disusulkan.


Bau oseng mulai menyerbak. Hmm sepertinya sedap. Gue mulai senyum-senyum puas. Ternyata gue istriable jugak nih. Eh?


Taraa. Sayur kangkung mataang. Gue ambil sendok buat nyicip. Wah gue keren juga nih. Gue mulai merancang rencana buat ngefoto sayur itu dan ngaplot di facebook, twitter, line, dan ganti DP BBM.


Sayur kangkung itu menyentuh lidah gue. Yaampun ini seksi sekali. Masakan ini bakal gue kenang seumur hidup deh. *Ini lebay*. Belum ada dua detik, kesenangan itu musnah. Lidah gue mendeteksi sesuatu yang ga beres sama sayur kangkung itu. Tiga detik kemudian gue sadar.


"Asiiiiin"




Ibu gue tanya. "Lha tadi dikasih gula engga?"
Gue menggeleng. Gue baru sadar kalo garam tiga sendok teh yang gue masukin itu rasanya asin banget.


Ibu gue sibuk ngetawain gue.
"Tempenya belum digoreng?"
"Belum. Tia kapok bu, takut keasinan lagi"


Akhirnya beliau menyodorkan mi instan. "Udah bikin omelet aja sana"
Gue nyengir garuk-garuk kepala yang ga gatel dan ketawa keras-keras.
 "Nah kalo ini aku bisa"


Hikmahnya:
Bener kata pepatah, bisa itu karena biasa. Kalo ga biasa masak ya gini jadinya. Nalurinya belum terasah.
Bener juga kata mas-nya, "Masak itu bisa dipelajari, dek"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured post

Mengelola Kas Perusahaan

 Implementasi kas kecil dan kas di bank adalah bagian penting dari manajemen keuangan dalam sebuah organisasi. Sulit rasanya membayangkan se...