Postingan ini cuma mau ngeshare sedikit ilmu yang saya dapet dari seminar tadi pagi di UMY. Tema seminarnya adalah 'peran media dalam membentuk opini publik'. Pembicara yang dihadirkan adalah Lalu Muhammad Iqbal dari Kementrian Luar Negeri dan Ali Yasin dari Tempo. Seminar dimoderatori oleh Muhammad Ihsan alumni HI 2010 UMY. Nah, berikut adalah beberapa hal yang saya garis bawahi pada seminar tadi. Cekidot:
Ada tiga area yang sangat berkaitan yaitu: Problem Handling, Public Opinion, dan Political Impact.
saat kita menangani masalah, maka muncul yang namanya opini publik. Opini publik yang muncul membawa dampak politik.
Ada tiga mood dalam menangani media:
1. Apabila yang terjadi adalah good case maka jadilah teman dekat media untuk menyebarkan hal tersebut.
2. Jika netral case, maka tetaplah memberi info pada mereka.
3. If the bad case happen, cegahlah kerugian yang terjadi akibat pembentukan opini publik.
There are key principles dalam berhubungan dengan media:
1. Honesty: jujurlah pada media tentang apa yang terjadi, apa yang kita inginkan, dan apa yang kita ingin mereka lakukan. InsyaAllah mereka juga akan jujur.
2. Understand: Saling pengertian bahwa antara kita dengan media, masing-masing punya kepentingan pribadi maupun organisasi yang dibawa.
3. Treat properly and respectfully: perlakukan media dengan tepat dan hormat. Jangan kebanyakan 'no comment' because 'no comment' is the comment it self.
4. Talk: selalu bicara dengan media. Jangan dateng ke media cuma pas butuh tok.
Tips untuk menghandle media:
1. Drive them before they does. Kita harus tau apa yang diinginkan media untuk menyetir mereka.
2. Follow them. Selalu update pemberitaan.
3. Set the tone. Ini mirip-mirip poin satu diatas. Intinya atur lah media sebelum media mengaturmu.
4. Talk in their language. Jangan bicara ke mereka dengan bahasa yang bebas diinterpretasikan
Nah, itu tadi sepertinya berguna bagi para calon pejabat agar tidak disetir media. Ga perlu 'membeli' media. That's wasting time and money. Asal kita tau gimana cara menghandlenya saja sudah cukup.
Menginjak ke materi kedua, Pak Ali membukanya dengan sebuah quote, 'picture speaks louder than words'. Beliau kemudian menjelaskan sedikit banyak tentang foto jurnalistik. Foto jurnalistik menurut beliau, mengandung cerita bahkan tanpa harus diimbuhi dengan kata. Beliau juga memaparkan tentang prinsip-prinsip jurnalistik. Diantaranya adalah:
berpegang pada kebenaran, loyalitas pada masyarakat, selalu melakukan verifikasi atau both side cover, independen, serta terbuka pada kritik dan saran.
Sekedar info tambahan, untuk menunjang independensi wartawan dan karyawan Tempo maka 21% saham perusahaan adalah milik wartawan dan karyawan yang dikelola lewat sebuah yayasan.
Sekian share sedikit ilmu dari saya. Good night. :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Featured post
Mengelola Kas Perusahaan
Implementasi kas kecil dan kas di bank adalah bagian penting dari manajemen keuangan dalam sebuah organisasi. Sulit rasanya membayangkan se...
-
Usia bukan penghalang untuk bisa menjadi blogger yang sukses. Karena saya pernah membaca blog blog perempuan terutama emak emak. ...
-
"Apakah ini perintah Allah?" "ya" Jawaban itu membuat Hajar istri Nabi Ibrahim As tidak lagi bertanya apapun. Dit...
-
Kemarin kamis 19 oktober 2017 saya harus ke Kebumen untuk melaksanakan audit di cabang perusahaan. Well, kalo lewat kebumen saya setidaknya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar