ada suatu waktu dimana aku terpaksa menyesali apa yang tidak ingin ku sesali.
terpaksa membenci apa yang ku cintai.
terpaksa menjauh dari apa yang ingin ku dekati.
sungguh, aku hanya ingin kalian tau, aku mencintai kalian dengan caraku.
maka aku tidak ingin membebani kalian dengan ketidakmampuanku.
untuk menggambar dan mendesain gambar saja aku tidak bisa.
aku hanya bisa menulis. Pun aku bukan penulis kawakan bak Asma Nadia.
aku hanya bisa menulis isi hatiku, dengan katakataku. dengan caraku.
aku individu yang punya cita-cita. punya impian.
meski secara organisatoris aku berada di bawah kendali kalian, tapi hati dan pikiranku tetap milikku. Ada satu hal lagi yang tak bisa kalian renggut dariku. Harapan. Aku punya harapan untuk diriku sendiri, untuk keluargaku, untuk masa depanku.
Jalan yang kalian memang jalan indah menuju surga, tapi aku jika aku ingin melewati jalan lainnya..boleh kan?
aku lebih suka menenggelamkan diri dalam buku-buku lautan ilmu, menghadiri seminar-seminar sebagai peserta atau bahkan pembicara dan bukan sebagai panitia.
berdiskusi dengan teman-teman. menemani anak-anak tertawa riang. membagi pengalaman dengan pak heru, pak deni, pak siyam, mbak mei, miss ambar, om dwi, pak har. memotivasi pelajar SMK yang mengais puing-puing kebahagiaannya.
mungkin aku egois, meninggalkan medan perang untuk kepentingan diriku sendiri. aku minta maaf.
aku sungguh tak bermaksud begitu :'(
catatan ini dibuat dengan sok puitisnya. menggambarkan hati yang sedang kalut.
planning masa depan sudah saya buat. dan saya ingin merealisasikannya.
kalau kalian bilang hanya setahun. setahun itu lama. setahun bisa menghasilkan 26 sertifikat bagiku. bagiku? ah egoisnya diriku.
yaAllah, ampuni tia. maafin segala kekhilafan tia :'(
Kamis, 11 Desember 2014
Selasa, 02 Desember 2014
PENDIDIK MENGABDI
Pemerintahan baru di bawah Jokowi-JK memberlakukan
moratorium pengadaan CPNS sampai 5 tahun. Akan tetapi kita menjumpai kenyataan bahwa jumlah guru masih kurang.
Ada dua hal yang menjadi fokus dalam bahasan ini.
1. Moratorium pengadaan CPNS sampai 5 tahun.
2. Jumlah guru masih kurang.
Moratorium pengadaan CPNS dilakukan untuk mengevaluasi
kinerja PNS yang sudah ada. Data yang beredar dalam berita, PNS di Indonesia
berjumlah mencapai 4,6 juta,dengan anggaran belanja pegawai mencapai lebih dari
40%. Selain itu, persebaran PNS tidak merata. Pemerintah, perlu menghitung
rasio yang tepat antara kebutuhan PNS dengan jumlah penduduk Indonesia yang
perlu di layani.
Ironisnya, bidang pendidikan masih membutuhkan banyak tenaga
pendidik (guru). Sebuah harian lokal di provinsi Jawa Timur menyebutkan adanya
kekurangan guru sebanyak 437 orang di kota malang. Itu yang terjadi di pulau
Jawa. Di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara misalnya, kebutuhan guru mencapai
sekitar tiga ribu orang.
Pertanyaannya, apakah moratorium CPNS akan tetap
diberlakukan sampai lima tahun mendatang, sedangkan jumlah guru masih kurang?
Dikutip dari jpnn.com, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), menyampaikan bahwa moratorium pengadaan
CPNS tidak akan diberlakukan untuk tenaga medis dan pendidik, mengingat jumlah
kebutuhan untuk tenaga-tenaga tersebut masih sangat banyak.
Kondisi perekonomian guru non PNS di Indonesia sangat
mengenaskan. Banyak guru Honorer yang hanya bergaji 300 ribu rupiah perbulan.
Ditengah fluktuatifnya harga sembako dan BBM, ini bukan sesuatu yang bagus dan
cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan guru yang berstatus
PNS. Apalagi ketika mereka sudah bersertifikasi sehingga mendapat Tunjangan
Profesi Guru (TPG). Setiap bulan, mereka bisa mengais pendapatan berjuta
rupiah, apalagi untuk guru yang sudah mencapai golongan tinggi, IV a misalnya.
Sebenarnya CPNS bukan satu-satunya harapan guru di
Indonesia. Banyak progran-program yang di adakan oleh pemerintah untuk membantu
perekonomian guru-guru honorer atau Guru Tidak Tetap (GTT). Contohnya;
1. Tunjangan Fungsional.
Meski jumlahnya terhitung tidak seberapa, namun cukup
membantu. Hanya saja, untuk mendapatkan tunjangan ini, seorang guru
dipersyaratkan memiliki masa bakti selama minimal dua tahun.
2. Tunjangan Profesi Guru (TPG).
Tunjangan ini hanya bisa didapat oleh guru yang memiliki
sertifikat pendidik.
3. Inpassing
Program ini menyetarakan guru honorer/GTT dengan PNS. Guru,
minimal harus berpendidikan S1/D IV
Program Kementrian Pendidikan untuk perguruan tingi yang
berbasis LPTK pun sudah banyak membantu mengentaskan daerah terpencil dari
kekurangan guru, contohnya Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan,
Terluar, dan Tertinggal (SM3T)
Kesimpulan:
1. Saya yakin bahwa program moratorium pengadaan CPNS ini
TIDAK AKAN BERPENGARUH NEGATIF BAGI GURU, Menpan-RB pun telah menyampaikan
tidak berlakunya moratorium bagi Guru dan tenaga medis.
2. Guru-guru harus pintar melihat peluang yang ada pada
program-program pemerintah selain perekrutan CPNS. Guru juga harus pandai
berwirausaha untuk menambah penghasilan.
3. Selain dua hal tersebut, perguruan tinggi yang berbasis
LPTK pun sudah banyak yang mengirimkan mahasiswanya mengajar di daerah pelosok,
dengan mengikuti program SM3T. Sehingga masyarakat tidak perlu takut kekurangan
tenaga pendidik.
Menjadi pendidik hakikatnya adalah mengabdi, namun desakan
kebutuhan perut pun tak bisa dihindari. Untuk itu, kinerja dari lembaga lain
pun dibutuhkan, misal, bagaimana cara Bank Indonesia meminimalisir inflasi
bahan kebutuhan pokok, bagaimana Kementrian menyubsidi biaya kesehatan untuk
rakyat, dsb. Sehingga siapapun yang hidup di negeri ini tidak khawatir, meski
penghasilannya hanya secuil kuku ibu jari.
Senin, 17 November 2014
INS-PI-RA-SI
Di suatu siang, seorang kakak tingkat kampus menyapaku. Setelah basa-basi beberapa lama, beliau mengutarakan kekagumannya pada beberapa catatan akun facebookku. Yang menarik adalah ketika beliau bertanya, "kamu dapet inspirasi darimana, dek?"
Aku hanya tertawa kecil menanggapi pertanyaan itu. Agak bingung juga sih.
Terkait soal inspirasi, ada beberapa hal menarik yang kupikirkan, diantaranya:
1. Inspirasi itu mahal.
Begitu mahalnya sebuah inspirasi hingga siapapun rela membayar mahal. Artis sekaligus penulis buku, Oki Setiana Dewi mendapat honor sekitar empat juta rupiah bahkan lebih, untuk satu jam berbicara di seminar. Justin Bieber, Selena Gomez, sampai fouder facebook Mark Zuckerberg berubah menjadi milyarder-milyarder muda berkat kreativitas dan inspirasi yang mereka dapatkan.
2. Inspirasi bisa datang dimanapun, kapanpun, dan pada siapapun.
Hal yang perlu disadari adalah inspirasi bisa datang dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun. Archimedes mendapat inspirasi saat sedang mandi berendam. Newton menemukan hukum gravitasi terinspirasi dari apel yang jatuh dari pohon. Ibnu Hajar pun mendapatkan kembali semangatnya saat terispirasi tetesan air yang melubangi batu. Itu menunjukkan bahwa inspirasi adalah anugrah Tuhan yang universal, siapapun bisa mendapatkannya.
3. Tulislah inspirasi yang muncul.
Hal ini yang sering saya sesali. Inspirasi kadang muncul pada situasi yang kurang memungkinkan saya untuk langsung menulisnya. Padahal itu penting, karena kadang inspirasi hanya muncul sebentar saja dan inspirasi yang muncul dari ingatan kadang tak sebagus inspirasi atau ide yang muncul pertama kali.
4. Inspirasi bisa dicari.
Kalau inspirasi tak kunjung muncul, maka carilah. Travel arround the world. If you have no money, you can go to the library and read the books.
Kalaupun bosan di perpustakaan, jalan-jalanlah di sekitar kampus maupun di lingkungan rumah. Berbincang dengan tukang parkir, cleaning service dan orang-orang sekitar kita. Inspirasi bisa datang dari hal-hal kecil seperti itu. It's time to say eureka...eureka :)
Nah, itu tadi sedikit ulasan tentang inspirasi. Semoga bermanfaat.
Aku hanya tertawa kecil menanggapi pertanyaan itu. Agak bingung juga sih.
Terkait soal inspirasi, ada beberapa hal menarik yang kupikirkan, diantaranya:
1. Inspirasi itu mahal.
Begitu mahalnya sebuah inspirasi hingga siapapun rela membayar mahal. Artis sekaligus penulis buku, Oki Setiana Dewi mendapat honor sekitar empat juta rupiah bahkan lebih, untuk satu jam berbicara di seminar. Justin Bieber, Selena Gomez, sampai fouder facebook Mark Zuckerberg berubah menjadi milyarder-milyarder muda berkat kreativitas dan inspirasi yang mereka dapatkan.
2. Inspirasi bisa datang dimanapun, kapanpun, dan pada siapapun.
Hal yang perlu disadari adalah inspirasi bisa datang dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun. Archimedes mendapat inspirasi saat sedang mandi berendam. Newton menemukan hukum gravitasi terinspirasi dari apel yang jatuh dari pohon. Ibnu Hajar pun mendapatkan kembali semangatnya saat terispirasi tetesan air yang melubangi batu. Itu menunjukkan bahwa inspirasi adalah anugrah Tuhan yang universal, siapapun bisa mendapatkannya.
3. Tulislah inspirasi yang muncul.
Hal ini yang sering saya sesali. Inspirasi kadang muncul pada situasi yang kurang memungkinkan saya untuk langsung menulisnya. Padahal itu penting, karena kadang inspirasi hanya muncul sebentar saja dan inspirasi yang muncul dari ingatan kadang tak sebagus inspirasi atau ide yang muncul pertama kali.
4. Inspirasi bisa dicari.
Kalau inspirasi tak kunjung muncul, maka carilah. Travel arround the world. If you have no money, you can go to the library and read the books.
Kalaupun bosan di perpustakaan, jalan-jalanlah di sekitar kampus maupun di lingkungan rumah. Berbincang dengan tukang parkir, cleaning service dan orang-orang sekitar kita. Inspirasi bisa datang dari hal-hal kecil seperti itu. It's time to say eureka...eureka :)
Nah, itu tadi sedikit ulasan tentang inspirasi. Semoga bermanfaat.
Selasa, 19 Agustus 2014
Posesif
"oke, " Tisa mengangguk.
Satya tersenyum bahagia. Akhirnya setelah sekian lama naksir dan diam diam suka, perempuan satu ini resmi menjadi pacarnya.
Pacar? Sebenarnya Satya belum tahu apa tujuannya memiliki pacar. Sebagai seorang anak berusia tujuh belas tahun, Satya tergolong polos dan lugu. Bahkan keputusannya untuk 'menembak' Tisa pun hasil desakan Faris temen terdekatnya.
"Selama tujuh belas tahun kamu idup, kamu belum pernah suka sama cewek selain Tisa?" Mata Faris membulat. "Serius?"
Tentu saja Faris heran. Sebagai anak seorang anggota DPR, Satya cukup populer di sekolah. Badan Satya yang tinggi dengan berat badan proporsional ala atlet taekwondo membuatnya terlihat sangat macho. Belum lagi hidung yang mancung, alis yang tebal dan matanyanya yang tajam bak elang sering kali membuat teman-teman perempuannya selalu blushing duluan saat ditatap Satya. Hanya ditatap Satya.
"Sat, papaku telpon, tante Erin mau ke rumah, aku pulang dulu ya?" Tisa mengembalikan Satya ke alam sadar.
"Oh oke, sampai ketemu besok, sa-yang," Satya mengusap tengkuknya sendiri perlahan, gugup karena tak terbiasa mengucapkan kata 'sayang'.
Tisa tersenyum manis sebelum mengayuh sepedanya keluar dari gerbang sekolah.
Setau Satya, teman-temannya yang punya pacar biasanya mengganti nama pacar mereka dengan 'sayang'. Entahlah apa alasannya. Selain itu, teman-teman Satya juga akan menghabiskan waktu istirahat dengan makan semeja berdua dengan pacarnya di kantin sekolah. Pertanyaannya, apakah Satya bisa mengikuti gaya teman-temannya saat pacaran? Satya ragu.
Satya keluar dari gerbang sekolah. Perasaanya campur aduk antara bahagia dan aneh. Bahagia tentu saja karena Tisa ternyata juga menyukainya. Tapi anehnya Satya merasa asing dengan dunianya saat ini. Pacaran? Satya bahkan tak tau apa yang dikerjakan orang pacaran. Ah sudahlah, nanti aku tanya ke Faris. Satya menghibur dirinya.
*****
"Pokoknya enggak. Emang partner debate kamu cuma Salsa? Protes ke Miss Lia dong. Atau kamu jangan-jangan cuma pengen ngambil kesempatan berduaan sama Salsa? Ya kan?"
Satya memijit pelipisnya. Lama-lama ia merasa pusing mendengar omelan Tisa yang panjang lebar. Sebulan lagi ia harus mengikuti debat bahasa inggris sebagai perwakilan sekolah. Miss Lia sebagai guru pembimbing menunjuk Salsa sebagai partner debat nya. Sayangnya Tisa bukan membantunya tapi membuat Satya Stress. Tisa sering menungguinya latihan hanya karena cemburu dan takut Satya akan jatuh cinta pada Salsa. Padahal latihan selalu diadakan di kantor guru dan dibimbing oleh Miss Lia langsung. Kalo dinalar, mana mungkin Satya dan Salsa akan berbuat aneh-aneh?
Satya merasa sudah bersikap terlalu profesional terhadap Salsa. Demikian juga Salsa. Salsa sangat menjaga jarak dengan Satya. Tapi hal tersebut rupanya tidak cukup bagi Tisa. Ia terus menerus memandang Salsa selama latihan untuk memastikan Satya tak akan jatuh cinta pada Salsa. Posesif sekali.
*****
"Satya, mungkin kamu kaget mendapat panggilan pribadi dari bapak," Pak Ahmad, Kepala Sekolah SMA 1 menyilakan Satya duduk.
"em iya Pak." Satya mengangguk sopan.
"Maaf Satya, Bapak tidak seharusnya mengagetkanmu seperti ini"
Satya tersenyum tenang.
"Bapak ingin bicara tentang kamu dan Tisa." Pak Ahmad berhenti, mencoba menebak-nebak reaksi Satya. "Bapak tidak ingin mencampuri urusan pribadimu sebenarnya."
Satya mulai paham kemana arah pembicaraan Pak Ahmad.
"Begini Sat, Miss Lia melapor, menurut beliau kamu akhir-akhir ini terlihat kurang nyaman saat latihan debat dengan Salsa."
"Miss Lia benar Pak."
"Lalu?"
"Saya telah berjanji kepada diri saya sendiri untuk setia, sama Tisa."
Pak Ahmad terlihat geli. "Kamu yakin sama janjimu Sat? Seberapa banyak kamu tau tentang kesetiaan?"
Satya menatap pak Ahmad bingung.
"Nak, Pacaran itu tidak pernah mengandung kesetiaan. It's nonsense." Pak Ahmad menarik nafas perlahan. "Apa selama 24 Tisa terus bersamamu? Memberimu makan tiap hari? Membereskan rumahmu saat berantakan? Mencucikan bajumu?
Nak, Setia sangat sempit untuk sekedar dimaknai dengan menunggu mu latihan Bahasa Inggris. Apalagi sekedar SMSan atau teleponan tiga kali sehari. Itu akan sangat jauh jika dibandingkan dengan kesetiaan matahari menjalankan titah Tuhannya untuk terus menyinari alam semesta. "
"Tapi matahari bukan manusia, pak." Suara Satya terdengar memprotes.
"Bagaimana dengan kesetiaan Nabi Muhammad SAW? Saat Paman beliau menyuruh untuk berhenti mengajak orang kafir quraisy masuk islam apa jawaban beliau? Bahkan jika matahari diletakkan ditangan kanan dan bulan di tangan kiri beliau takkan menghentikan Nabi untuk menaati Tuhannya. Setia pada Tuhannya untuk menyebarkan islam."
Kantor kepala sekolah hening sesaat.
"Kesetiaan selalu membutuhkan banyak pengorbanan. Dihina, dituduh sebagai tukang sihir, dan macam-macam hal buruk diterima Nabi Muhammad SAW sebagai akibat dari kesetiaan beliau. Tetapi Tuhan Nabi Muhammad, Tuhan kita, tidak pernah membiarkan pengorbanan hambaNya sia-sia. Anugerah apa lagi yang lebih indah selain dijamin masuk surga? Sungguh , Nabi Muhammad adalah sebaik-baik hamba yang setia." Pak Ahmad tersenyum tulus ketika mengakhiri kalimatnya.
"Tapi apakah janji saya untuk setia pada Tisa itu salah?"
"Apakah kamu yakin Tisa akan memberikan balasan yang cukup atas kesetiaanmu? Kamu yakin Tisa akan setia juga sama kamu?
Sat, dengan sikap Tisa yang selalu menungguimu latihan bahasa inggris menunjukkan bahwa Tisa tidak mempercayaimu. Apa kamu yakin Sat, tidak akan sakit hati ketika tidak dipercayai oleh pacarmu sendiri?"
Satya membenarkan perkataan pak Ahmad dalam hati.
"Sat, Bapak boleh tau manfaat apa yang kamu dapat dari statusmu sebagai pacar Tisa?"
Sejujurnya Satya tidak tahu apa gunanya pacaran. Selama ini Satya hanya bersikap biasa layaknya teman. Mungkin perbedaannya HP Satya semakin ramai. Mulai dari sms sudah makan belum, makan pake apa, buruan mandi, lagi dimana, sama siapa, acara apa, dsb. Belum lagi kalau Satya lupa membalas sms omelan sampai pertanyaan 'kamu udah ga sayang sama aku lagi ya?' pasti akan menumpuk di Inboknya.
Lalu manfaatnya apa? Pulsa tambah boros? Atau harus rela mentraktir Tisa seminggu sekali di kantin?
Satya rasa bukan itu manfaatnya.
*****
"Tis, kita udahan yuk?"
"Udahan apanya?" Tisa menatap Satya dengan pandangan menyelidik.
Satya menunduk. Hening. "Udahan pacarannya."
Tisa terbelalak.
"Iya Tis, kita udahan aja pacarannya. Biar nanti kalo kita nikah, Allah lebih ridho"
Entah kekuatan apa yang datang menyambar pemikirannya saat di kantor pak Ahmad kemarin hingga ia bisa mengucapkan hal itu di depan Tisa. Satya tahu Tisa pasti merasa sakit dengan keputusannya. Mungkin Tisa juga akan menangis kecewa.Tapi yang Satya tau, ada kelegaan tersendiri yang menelusup dalam jiwa saat Satya berhasil mengungkapkan itu.
Satya hanya berharap, semoga suatu saat Tisa juga akan merasakan kelegaan itu di hatinya. Soal jodoh, biarlah Allah yang mengatur. Allah punya 7 milyar manusia di bumi, tentu mempertemukan Satya dan Tisa kembali adalah hal yang sepele bukan?
Satya tersenyum bahagia. Akhirnya setelah sekian lama naksir dan diam diam suka, perempuan satu ini resmi menjadi pacarnya.
Pacar? Sebenarnya Satya belum tahu apa tujuannya memiliki pacar. Sebagai seorang anak berusia tujuh belas tahun, Satya tergolong polos dan lugu. Bahkan keputusannya untuk 'menembak' Tisa pun hasil desakan Faris temen terdekatnya.
"Selama tujuh belas tahun kamu idup, kamu belum pernah suka sama cewek selain Tisa?" Mata Faris membulat. "Serius?"
Tentu saja Faris heran. Sebagai anak seorang anggota DPR, Satya cukup populer di sekolah. Badan Satya yang tinggi dengan berat badan proporsional ala atlet taekwondo membuatnya terlihat sangat macho. Belum lagi hidung yang mancung, alis yang tebal dan matanyanya yang tajam bak elang sering kali membuat teman-teman perempuannya selalu blushing duluan saat ditatap Satya. Hanya ditatap Satya.
"Sat, papaku telpon, tante Erin mau ke rumah, aku pulang dulu ya?" Tisa mengembalikan Satya ke alam sadar.
"Oh oke, sampai ketemu besok, sa-yang," Satya mengusap tengkuknya sendiri perlahan, gugup karena tak terbiasa mengucapkan kata 'sayang'.
Tisa tersenyum manis sebelum mengayuh sepedanya keluar dari gerbang sekolah.
Setau Satya, teman-temannya yang punya pacar biasanya mengganti nama pacar mereka dengan 'sayang'. Entahlah apa alasannya. Selain itu, teman-teman Satya juga akan menghabiskan waktu istirahat dengan makan semeja berdua dengan pacarnya di kantin sekolah. Pertanyaannya, apakah Satya bisa mengikuti gaya teman-temannya saat pacaran? Satya ragu.
Satya keluar dari gerbang sekolah. Perasaanya campur aduk antara bahagia dan aneh. Bahagia tentu saja karena Tisa ternyata juga menyukainya. Tapi anehnya Satya merasa asing dengan dunianya saat ini. Pacaran? Satya bahkan tak tau apa yang dikerjakan orang pacaran. Ah sudahlah, nanti aku tanya ke Faris. Satya menghibur dirinya.
*****
"Pokoknya enggak. Emang partner debate kamu cuma Salsa? Protes ke Miss Lia dong. Atau kamu jangan-jangan cuma pengen ngambil kesempatan berduaan sama Salsa? Ya kan?"
Satya memijit pelipisnya. Lama-lama ia merasa pusing mendengar omelan Tisa yang panjang lebar. Sebulan lagi ia harus mengikuti debat bahasa inggris sebagai perwakilan sekolah. Miss Lia sebagai guru pembimbing menunjuk Salsa sebagai partner debat nya. Sayangnya Tisa bukan membantunya tapi membuat Satya Stress. Tisa sering menungguinya latihan hanya karena cemburu dan takut Satya akan jatuh cinta pada Salsa. Padahal latihan selalu diadakan di kantor guru dan dibimbing oleh Miss Lia langsung. Kalo dinalar, mana mungkin Satya dan Salsa akan berbuat aneh-aneh?
Satya merasa sudah bersikap terlalu profesional terhadap Salsa. Demikian juga Salsa. Salsa sangat menjaga jarak dengan Satya. Tapi hal tersebut rupanya tidak cukup bagi Tisa. Ia terus menerus memandang Salsa selama latihan untuk memastikan Satya tak akan jatuh cinta pada Salsa. Posesif sekali.
*****
"Satya, mungkin kamu kaget mendapat panggilan pribadi dari bapak," Pak Ahmad, Kepala Sekolah SMA 1 menyilakan Satya duduk.
"em iya Pak." Satya mengangguk sopan.
"Maaf Satya, Bapak tidak seharusnya mengagetkanmu seperti ini"
Satya tersenyum tenang.
"Bapak ingin bicara tentang kamu dan Tisa." Pak Ahmad berhenti, mencoba menebak-nebak reaksi Satya. "Bapak tidak ingin mencampuri urusan pribadimu sebenarnya."
Satya mulai paham kemana arah pembicaraan Pak Ahmad.
"Begini Sat, Miss Lia melapor, menurut beliau kamu akhir-akhir ini terlihat kurang nyaman saat latihan debat dengan Salsa."
"Miss Lia benar Pak."
"Lalu?"
"Saya telah berjanji kepada diri saya sendiri untuk setia, sama Tisa."
Pak Ahmad terlihat geli. "Kamu yakin sama janjimu Sat? Seberapa banyak kamu tau tentang kesetiaan?"
Satya menatap pak Ahmad bingung.
"Nak, Pacaran itu tidak pernah mengandung kesetiaan. It's nonsense." Pak Ahmad menarik nafas perlahan. "Apa selama 24 Tisa terus bersamamu? Memberimu makan tiap hari? Membereskan rumahmu saat berantakan? Mencucikan bajumu?
Nak, Setia sangat sempit untuk sekedar dimaknai dengan menunggu mu latihan Bahasa Inggris. Apalagi sekedar SMSan atau teleponan tiga kali sehari. Itu akan sangat jauh jika dibandingkan dengan kesetiaan matahari menjalankan titah Tuhannya untuk terus menyinari alam semesta. "
"Tapi matahari bukan manusia, pak." Suara Satya terdengar memprotes.
"Bagaimana dengan kesetiaan Nabi Muhammad SAW? Saat Paman beliau menyuruh untuk berhenti mengajak orang kafir quraisy masuk islam apa jawaban beliau? Bahkan jika matahari diletakkan ditangan kanan dan bulan di tangan kiri beliau takkan menghentikan Nabi untuk menaati Tuhannya. Setia pada Tuhannya untuk menyebarkan islam."
Kantor kepala sekolah hening sesaat.
"Kesetiaan selalu membutuhkan banyak pengorbanan. Dihina, dituduh sebagai tukang sihir, dan macam-macam hal buruk diterima Nabi Muhammad SAW sebagai akibat dari kesetiaan beliau. Tetapi Tuhan Nabi Muhammad, Tuhan kita, tidak pernah membiarkan pengorbanan hambaNya sia-sia. Anugerah apa lagi yang lebih indah selain dijamin masuk surga? Sungguh , Nabi Muhammad adalah sebaik-baik hamba yang setia." Pak Ahmad tersenyum tulus ketika mengakhiri kalimatnya.
"Tapi apakah janji saya untuk setia pada Tisa itu salah?"
"Apakah kamu yakin Tisa akan memberikan balasan yang cukup atas kesetiaanmu? Kamu yakin Tisa akan setia juga sama kamu?
Sat, dengan sikap Tisa yang selalu menungguimu latihan bahasa inggris menunjukkan bahwa Tisa tidak mempercayaimu. Apa kamu yakin Sat, tidak akan sakit hati ketika tidak dipercayai oleh pacarmu sendiri?"
Satya membenarkan perkataan pak Ahmad dalam hati.
"Sat, Bapak boleh tau manfaat apa yang kamu dapat dari statusmu sebagai pacar Tisa?"
Sejujurnya Satya tidak tahu apa gunanya pacaran. Selama ini Satya hanya bersikap biasa layaknya teman. Mungkin perbedaannya HP Satya semakin ramai. Mulai dari sms sudah makan belum, makan pake apa, buruan mandi, lagi dimana, sama siapa, acara apa, dsb. Belum lagi kalau Satya lupa membalas sms omelan sampai pertanyaan 'kamu udah ga sayang sama aku lagi ya?' pasti akan menumpuk di Inboknya.
Lalu manfaatnya apa? Pulsa tambah boros? Atau harus rela mentraktir Tisa seminggu sekali di kantin?
Satya rasa bukan itu manfaatnya.
*****
"Tis, kita udahan yuk?"
"Udahan apanya?" Tisa menatap Satya dengan pandangan menyelidik.
Satya menunduk. Hening. "Udahan pacarannya."
Tisa terbelalak.
"Iya Tis, kita udahan aja pacarannya. Biar nanti kalo kita nikah, Allah lebih ridho"
Entah kekuatan apa yang datang menyambar pemikirannya saat di kantor pak Ahmad kemarin hingga ia bisa mengucapkan hal itu di depan Tisa. Satya tahu Tisa pasti merasa sakit dengan keputusannya. Mungkin Tisa juga akan menangis kecewa.Tapi yang Satya tau, ada kelegaan tersendiri yang menelusup dalam jiwa saat Satya berhasil mengungkapkan itu.
Satya hanya berharap, semoga suatu saat Tisa juga akan merasakan kelegaan itu di hatinya. Soal jodoh, biarlah Allah yang mengatur. Allah punya 7 milyar manusia di bumi, tentu mempertemukan Satya dan Tisa kembali adalah hal yang sepele bukan?
Senin, 16 Juni 2014
Kelucuan Implementasi Jam Malam Akhwat (JMA)
Akhir akhir ini ramai perbincangan tentang Jam Malam Akhwat (JMA) di kalangan anak-anak Lembaga Dakwah Kampus (LDK). nah sebelum ngomongin JMA dan sodara sodaranya, saya pengen mengawali kisah tentang diri saya *apaan sih? :D
saya bertempat tinggal di sebuah perumahan tengah desa. agak pelosok. cuma agak lho yaa. haha
tapi siapapun yang saya ceritain tentang lokasi rumah saya pasti bingung. mana ada perumahan di tengah desa? bukannya perumahan itu biasanya lokasinya di kota dan elit? :D
kenyataannya ga semua perumahan kayak yang kamu bayangin. contohnya yaa rumah ku itu.
untuk mencapai kampus UNY tercinta, saya butuh waktu sekitar 45 menit. ada 4 macam jalan yang bisa kamu tempuh untuk mencapai rumah saya:
1. sebut saja jalan A
kalo kamu lewat jalan A, kamu akan melewati setidaknya sebuah kompleks perumahan elit. kamu harus luruus terus. nanti kamu bakalan ketemu sama hamparan kebun jagung, ketela, kamu luruuus terus, entah beberapa ratus meter. di daerah itu kamu hanya akan berjumpa beberapa rumah penduduk. di siang hari, daerah ini lumayan sepi. dan saat malam hari, tentunya lebih sepi. siapa coba yang mau main di kebun saat malam hari.
perjalanan belum usai, kamu bakalan nemuin sebuah jembatan plus perempatannya. disitu kalo lagi musim ujan suka banjir. belum lagi kalo kamu cewek, jangan coba2 lewat diatas jam 9 malam. BAHAYA. banyak anak muda ga jelas yang konkow. acapkali mereka bawa miras.
dari situ kamu masih harus luruuuss terus. sekitar 100an meter dari jembatan itu kamu baru nemuin rumah rumah penduduk. nah kalo udah sampai situ, kamu nanya aja lokasi perumahanku. ga jauh-jauh amat kok :P
2. sebut saja Jalan B
kalo kau lewat jalan ini, kamu akan disibukkan dengan pemandangan sawah seluas mata memandang. lebaaar banget. kamu juga cuma perlu luruuus terus sampai ujung jalan dimana sawah2 tersebut berakhir, setelah itu kamu cuma perlu menghadapi jalan yang bergelombang, berbatu sana sini dan ulala.
abis kamu melewati jalan ulala, kamu bakal ketemu pertigaan pohon beringin. didekat situ ada angkringan remang-remang yang juga suka buat ngumpul para gondes #eh
kamu belok aja ke kanan. jalan aja teruss, melewati rumah-rumah penduduk yang terbilang lumayan jarang. jalan aja teruus, sampai kamu nemu jembatan, melewati kebun jagung, ketela, dsb. didaerah itu tak ada rumah penduduk. kamu perlu jalan sekitar 100 meter untuk nemu rumah penduduk yang hanya bercahaya 5 watt lampu kuning saat malam. oke capek?
sayangnya masih belum sampai. bakda dilegakan dengan rumah penduduk yang hanya ada sekitar 5-7 rumah, kamu ketemu kuburan. haha. sialnya, tak ada lampu yang menerangi kuburan tersebut saat malam hari. sama sekali tak ada lampu.
oke, tahan napas, kamu hanya butuh melewati kuburan gelap itu untuk sampai di hamparan kebun jagung dan ketela berikutnya.
dengan sangat menyesal, saya katakan di kebun tersebut juga tidak ada rumah penduduk. penerangan satu satunya hanya ada di tiang lampu yang ada di jembatan kecil didekat kebun itu.
oiya, saya lupa bilang kalo di dekat kebun itu ada kebun pohon pisang, rerimbunan bambu, kebun pohon jati, dan pohon besar lainnya, entah namanya apa.
setelah kamu sukses melewati kebun tak berpenduduk itu, kamu baru akan ketemu warung di perempatan kecil. nah silakan tanya lokasi perumahan saya, dia tau kok. :P
3. sebut saja jalan C
kamu bisa masuk ke jalan C ini setelah menjelajahi gunung berliku. saya sampe bosen untuk terus terusan ngetik kebun, ladang tanpa penerangan dsb.
sayangnya di jalan C ini jalan yang kamu hadapi akan lebih buruk dibandingkan lewat jalan A maupun jalan B tadi. selain disuguhi aspal rusak yang kerikilnya entah piknik kemana, kamu juga bakal melewati kolam pemancingan kosong tanpa air dan kuburan yang juga hampir-hampir tanpa penerangan kalau tidak dibantu lampu neon kecil di depan gerbang makam.
4. sebut saja Jalan D
saya mulai capek ngetik rute sangking panjangnya.
dijalan ini jalannya relatif halus, tapi yaa itu hamparan sawah, kebun, dan peternakan tebu (eh?) sangat luas.
penerangannya juga lumayan kok. cuma ada beberapa lampu di tepi jalan :D terus pas lewat tebing dan kagak ada lampunya. itu biasaa kok..haha
tapi yaa itu kamu juga harus ngelewatin kuburan plus ujung jalan yang aspalnya udah soak minta ditambal.
rumah penduduknya lumayan jarang jugak sih. :P
well, saya ga minta untuk dikasihani atau diperhatikan oleh para bupati, capres, maupun oleh artis semacam afgan. saya cuma membandingkan keadaan saya yang pulang petang (jam 18.00-19.00) dengan JMA.
jujur saja pertama kali dengar istilah Jam Malam Akhwat (JMA) di sosmed, saya mengernyitkan dahi. tapi sedetik kemudian ketawa.
kalo boleh saya nyeplos, para akhwat-akhwat itu LEBAY. saya yang kalo ijin pulang rapat habis magrib pasti dicibir. berulang kali saya jelaskan alasannya tetep saja diketawain. dipaksa mengikuti runtutan rapat atau acara lain sampai akhir tanpa mau mengerti.
untung saja kan saya orangnya nekat dan cuek, jadi mau dicibir, dibisik-bisikin dibelakang saya cuek.
kalo saja saya orangnya nurutan, apa yang terjadi kalo saya pulang dari sebuah rapat di kampus jam 8 malam, sampai daerah itu sekitar jam 9 malam. haha i can't imagine what will happen to me.
makanya saya ga mau daftar jadi panitia apapun. kenapa? karena saya sadar, saya ga bisa PROFESIONAL dengan keadaan seperti itu.
lalu kenapa para akhwat JMA itu lebay?
iyalah, perjalanan saya yang sangat berliku untuk sampai rumah saja dicibir
tapi kalo online dengan tenang di dalam kamar sampai jam 11 malam saja diperingatkan.
Kalo saya pikir-pikir, bahayanya besar mana?
walaupun saya pulang rapat baru abis magrib, saya harus melewati jalan yang berliku, belum lagi melewati anak-anak tongkrongan. mau ga mau saya harus ngebut kan? padahal kondisi jalannya,,,,yaah baca aja di Jalan ABCD diatas.
sedangkan dunia maya macam internet itu ga mengenal waktu. siang malam tetep aja ada hacker, mau sepagi apapun video porno tetep ada, foto-foto cewek ngumbar aurat tetep banyak. kamu mau online di depan rektor pun bisa sambil donlot komik conan chapter 890. apa bedanya?
kalo alasannya menghindari interaksi ikhwan akhwat, saya bilang LUCU. :D
emang kalo pagi-pagi fesbukan ga bisa menimbulkan cinta sama lawan jenis?
kalo malem2 terpaksa harus sms ikhwan karena mendesak tetep gaboleh?
emang sih kalo diberlakukan JMA bikin saya ga ngepoin fesbuk afgan tiap malem, tapi saya ganti ngepoinnya tiap lunch. :D
buat saya JMA ga pengaruh banyak. it's nonsense.
mau ijin pulang rapat abis magrib aja ditahan-tahan jangan pulang dulu *padahal ga daftar jadi panitia
eh online di kamar dengan damai dan nyaman DILARANG hanya karena urusan JMA wkwkwk
*tulisan ini adalah opini yang berdasarkan subjektivitas saya belaka.
saya tidak bermaksud memengaruhi, melakukan provokasi terhadap akhwat lain.
kalau ada komentar atau protes, silakan sms, atau kirim pesan di fesbuk saya
saya akan senang jika ada kritik dan saran yang bersifat konstruktif
apabila kritik yang dilancarkan hanya berupa celaan dan makian belaka, maka akan saya abaikan.
Terimakasih :)
saya bertempat tinggal di sebuah perumahan tengah desa. agak pelosok. cuma agak lho yaa. haha
tapi siapapun yang saya ceritain tentang lokasi rumah saya pasti bingung. mana ada perumahan di tengah desa? bukannya perumahan itu biasanya lokasinya di kota dan elit? :D
kenyataannya ga semua perumahan kayak yang kamu bayangin. contohnya yaa rumah ku itu.
untuk mencapai kampus UNY tercinta, saya butuh waktu sekitar 45 menit. ada 4 macam jalan yang bisa kamu tempuh untuk mencapai rumah saya:
1. sebut saja jalan A
kalo kamu lewat jalan A, kamu akan melewati setidaknya sebuah kompleks perumahan elit. kamu harus luruus terus. nanti kamu bakalan ketemu sama hamparan kebun jagung, ketela, kamu luruuus terus, entah beberapa ratus meter. di daerah itu kamu hanya akan berjumpa beberapa rumah penduduk. di siang hari, daerah ini lumayan sepi. dan saat malam hari, tentunya lebih sepi. siapa coba yang mau main di kebun saat malam hari.
perjalanan belum usai, kamu bakalan nemuin sebuah jembatan plus perempatannya. disitu kalo lagi musim ujan suka banjir. belum lagi kalo kamu cewek, jangan coba2 lewat diatas jam 9 malam. BAHAYA. banyak anak muda ga jelas yang konkow. acapkali mereka bawa miras.
dari situ kamu masih harus luruuuss terus. sekitar 100an meter dari jembatan itu kamu baru nemuin rumah rumah penduduk. nah kalo udah sampai situ, kamu nanya aja lokasi perumahanku. ga jauh-jauh amat kok :P
2. sebut saja Jalan B
kalo kau lewat jalan ini, kamu akan disibukkan dengan pemandangan sawah seluas mata memandang. lebaaar banget. kamu juga cuma perlu luruuus terus sampai ujung jalan dimana sawah2 tersebut berakhir, setelah itu kamu cuma perlu menghadapi jalan yang bergelombang, berbatu sana sini dan ulala.
abis kamu melewati jalan ulala, kamu bakal ketemu pertigaan pohon beringin. didekat situ ada angkringan remang-remang yang juga suka buat ngumpul para gondes #eh
kamu belok aja ke kanan. jalan aja teruss, melewati rumah-rumah penduduk yang terbilang lumayan jarang. jalan aja teruus, sampai kamu nemu jembatan, melewati kebun jagung, ketela, dsb. didaerah itu tak ada rumah penduduk. kamu perlu jalan sekitar 100 meter untuk nemu rumah penduduk yang hanya bercahaya 5 watt lampu kuning saat malam. oke capek?
sayangnya masih belum sampai. bakda dilegakan dengan rumah penduduk yang hanya ada sekitar 5-7 rumah, kamu ketemu kuburan. haha. sialnya, tak ada lampu yang menerangi kuburan tersebut saat malam hari. sama sekali tak ada lampu.
oke, tahan napas, kamu hanya butuh melewati kuburan gelap itu untuk sampai di hamparan kebun jagung dan ketela berikutnya.
dengan sangat menyesal, saya katakan di kebun tersebut juga tidak ada rumah penduduk. penerangan satu satunya hanya ada di tiang lampu yang ada di jembatan kecil didekat kebun itu.
oiya, saya lupa bilang kalo di dekat kebun itu ada kebun pohon pisang, rerimbunan bambu, kebun pohon jati, dan pohon besar lainnya, entah namanya apa.
setelah kamu sukses melewati kebun tak berpenduduk itu, kamu baru akan ketemu warung di perempatan kecil. nah silakan tanya lokasi perumahan saya, dia tau kok. :P
3. sebut saja jalan C
kamu bisa masuk ke jalan C ini setelah menjelajahi gunung berliku. saya sampe bosen untuk terus terusan ngetik kebun, ladang tanpa penerangan dsb.
sayangnya di jalan C ini jalan yang kamu hadapi akan lebih buruk dibandingkan lewat jalan A maupun jalan B tadi. selain disuguhi aspal rusak yang kerikilnya entah piknik kemana, kamu juga bakal melewati kolam pemancingan kosong tanpa air dan kuburan yang juga hampir-hampir tanpa penerangan kalau tidak dibantu lampu neon kecil di depan gerbang makam.
4. sebut saja Jalan D
saya mulai capek ngetik rute sangking panjangnya.
dijalan ini jalannya relatif halus, tapi yaa itu hamparan sawah, kebun, dan peternakan tebu (eh?) sangat luas.
penerangannya juga lumayan kok. cuma ada beberapa lampu di tepi jalan :D terus pas lewat tebing dan kagak ada lampunya. itu biasaa kok..haha
tapi yaa itu kamu juga harus ngelewatin kuburan plus ujung jalan yang aspalnya udah soak minta ditambal.
rumah penduduknya lumayan jarang jugak sih. :P
well, saya ga minta untuk dikasihani atau diperhatikan oleh para bupati, capres, maupun oleh artis semacam afgan. saya cuma membandingkan keadaan saya yang pulang petang (jam 18.00-19.00) dengan JMA.
jujur saja pertama kali dengar istilah Jam Malam Akhwat (JMA) di sosmed, saya mengernyitkan dahi. tapi sedetik kemudian ketawa.
kalo boleh saya nyeplos, para akhwat-akhwat itu LEBAY. saya yang kalo ijin pulang rapat habis magrib pasti dicibir. berulang kali saya jelaskan alasannya tetep saja diketawain. dipaksa mengikuti runtutan rapat atau acara lain sampai akhir tanpa mau mengerti.
untung saja kan saya orangnya nekat dan cuek, jadi mau dicibir, dibisik-bisikin dibelakang saya cuek.
kalo saja saya orangnya nurutan, apa yang terjadi kalo saya pulang dari sebuah rapat di kampus jam 8 malam, sampai daerah itu sekitar jam 9 malam. haha i can't imagine what will happen to me.
makanya saya ga mau daftar jadi panitia apapun. kenapa? karena saya sadar, saya ga bisa PROFESIONAL dengan keadaan seperti itu.
lalu kenapa para akhwat JMA itu lebay?
iyalah, perjalanan saya yang sangat berliku untuk sampai rumah saja dicibir
tapi kalo online dengan tenang di dalam kamar sampai jam 11 malam saja diperingatkan.
Kalo saya pikir-pikir, bahayanya besar mana?
walaupun saya pulang rapat baru abis magrib, saya harus melewati jalan yang berliku, belum lagi melewati anak-anak tongkrongan. mau ga mau saya harus ngebut kan? padahal kondisi jalannya,,,,yaah baca aja di Jalan ABCD diatas.
sedangkan dunia maya macam internet itu ga mengenal waktu. siang malam tetep aja ada hacker, mau sepagi apapun video porno tetep ada, foto-foto cewek ngumbar aurat tetep banyak. kamu mau online di depan rektor pun bisa sambil donlot komik conan chapter 890. apa bedanya?
kalo alasannya menghindari interaksi ikhwan akhwat, saya bilang LUCU. :D
emang kalo pagi-pagi fesbukan ga bisa menimbulkan cinta sama lawan jenis?
kalo malem2 terpaksa harus sms ikhwan karena mendesak tetep gaboleh?
emang sih kalo diberlakukan JMA bikin saya ga ngepoin fesbuk afgan tiap malem, tapi saya ganti ngepoinnya tiap lunch. :D
buat saya JMA ga pengaruh banyak. it's nonsense.
mau ijin pulang rapat abis magrib aja ditahan-tahan jangan pulang dulu *padahal ga daftar jadi panitia
eh online di kamar dengan damai dan nyaman DILARANG hanya karena urusan JMA wkwkwk
*tulisan ini adalah opini yang berdasarkan subjektivitas saya belaka.
saya tidak bermaksud memengaruhi, melakukan provokasi terhadap akhwat lain.
kalau ada komentar atau protes, silakan sms, atau kirim pesan di fesbuk saya
saya akan senang jika ada kritik dan saran yang bersifat konstruktif
apabila kritik yang dilancarkan hanya berupa celaan dan makian belaka, maka akan saya abaikan.
Terimakasih :)
Kamis, 10 April 2014
curhatan ~nggantung
tulisan ini curhatan saya pribadi. mohon maaf jika ada pihak-pihak yang merasa tersinggung, mungkin cuma kebetulan.
ceritanya dimulai dari saat saya di amanahi sebagai penanggung jawab penerbitan buletin sebuah organisasi mahasiswa. jujur saja saya tidak bangga sama sekali. membayangkan kata 'penanggung jawab' buat saya udah ngeri. awalnya jabatan yang terlampau ngeri itu saya tolak. setelah didorong oleh salah satu senior saya, bolak balik di sms, terus senior saya juga janji akan membantu saya, akhirnya dengan berat hati saya terima. well, karena udah kepalang basah, saya berusaha memberikan yang terbaik untuk amanah yang saya pikul.
sebenarnya semuanya berjalan lancar. tapi terkendala 1 hal. yaitu layout. jujur saya paling ga suka masalah design, gambar, atau yang berhubungan dengan seni rupa. tapi itu mungkin jalan Allah biar saya ga serakah.
oke curhatan saya gantung. soale saya udah ga emosi lagi. babay..... :D
ceritanya dimulai dari saat saya di amanahi sebagai penanggung jawab penerbitan buletin sebuah organisasi mahasiswa. jujur saja saya tidak bangga sama sekali. membayangkan kata 'penanggung jawab' buat saya udah ngeri. awalnya jabatan yang terlampau ngeri itu saya tolak. setelah didorong oleh salah satu senior saya, bolak balik di sms, terus senior saya juga janji akan membantu saya, akhirnya dengan berat hati saya terima. well, karena udah kepalang basah, saya berusaha memberikan yang terbaik untuk amanah yang saya pikul.
sebenarnya semuanya berjalan lancar. tapi terkendala 1 hal. yaitu layout. jujur saya paling ga suka masalah design, gambar, atau yang berhubungan dengan seni rupa. tapi itu mungkin jalan Allah biar saya ga serakah.
oke curhatan saya gantung. soale saya udah ga emosi lagi. babay..... :D
Minggu, 16 Februari 2014
idol oh idol
kamu punya idola?
sama, aku juga punya idola.
dulu waktu SD aku ngidolain ed coustik. kenapa? karena cuma edcoustik satu-satunya artis yang aku tau. maklum dirumahku ga ada TV. bapak dan ibuku bersikeras melarangku nonton TV. "bikin bodoh" katanya. tapi belakangan ini aku baru tahu kalo memang dulu orang tuaku tak punya uang untuk beli TV.
ketika di sekolah, semua temen ngomongin melly goeslaw, rossa, sampai sinetron me vs. highheels, terus sinetron intan, aku cuma bengong. ga tau sama apa yang mereka omongkan.
satu-satunya hiburran yang ada dirrumahku cuma radio. itupun hanya dua channel yang boleh kudengar, rama fm dan MQ fm. lainnya dibredel sama ortuku. kadang aku sama adekku iseng-iseng ganti channel radio. dan akibatnya udah jelas. dimarahin ibuku. walhasil tiap hari aku cuma denger murottal, asma'ul husna, dongeng anak, nasyid dan berita. tiap kali ada acara kirim-kirim lagu, aku suka pinjem HP ibuku buat sms. dan kalo smsnya dibacain itu rasanya bahagiaa banget.
well selanjutnya pas SMP aku masuk ke sekolah berasrama. yang masuk ke SMPku kebanyakan dari SDIT dan SD muh. yang dari SD Negeri hanya segelitir orang, termasuk aku. awal-awal di SMP, aku merasa kalo aku adalah manusia paling gaul sedunia. di pikiranku, anak SDIT itu kudet-kudet. taunya nasyid sama murottal melulu. padahal ternyata yang terjadi adalah sebaliknya, mereka jauh lebih tau artis-artis dunia hiburan dibandingkan aku. kalo pas lagi ngobrol-ngobrol aku banyak diam. tepatnya melongo. aku gatau apa yang mereka bicarakan. akhirnya setelah bergaul dengan teman-temanku sekian bulan, aku mulai menyesuaikan diri. akhirnya aku memasang nama 'JK Rowling' sebagai idolaku. apa dia artis? engga bahkan JK rowling adalah seorang penulis buku best seller ' Harry Potter'. dan dodolnya lagi aku bahkan belum membaca semua serial harry potter. *aku bukan fans yang baik.
di akhir kelas 2 SMP aku ngefans sama Afgan hanya karena hal yang sepele. afgan tinggi dan pakai kacamata. menurutku wajahnya smart dan lagunya romantis. 'lagunya romatis'? bahkan aku waktu itu hanya tau 'cinta 2 hati', lagunya afgan yang lain cuma tau judul. nadanya gimana pun aku gatau. :D
setelah afgan, aku lebih gila. aku ngefans sama presiden perancis waktu itu. Nicolas Sarkozy. kalo ditanya orangnya yang mana, aku gatau. aku cuma tau namanya dari koran.
yang menarik lagi temenku cerita. "yak, aku ngefans sama 'hanif' temen seangkatan kita"
aku mencibir, "hah?masak kamu ngefans sama dia, jangan deh."
tak tahunya saat aku melihat sosok hanif yang tinggi, kurus, berkacamata pula, aku jatuh cinta juga. tapi itu ga lama. Hanif ternyata naksir sama temenku, bukan sama aku. oke aku kecewa.
ditengah kekecewaanku, aku nemu sosok yang mirip-mirip sama hanif, tinggi, kurus, dan berkacamata. wew terlihat so smart. belum lagi wajahnya yang teduh. uwaa afgan pun lewat. senengnya lagi cowok itu mau bersahabat denganku. dia perhatian. as you know, i 'm so GR. fly high to sky lah. (apaan sih?)
tapi ternyata kisahku ga berakhir bahagia. dia ternyata naksirnya bukan sama aku, tapi lagi-lagi dia sukanya sama temenku. dan FYI mereka pacaran di akhir kelulusan kelas 3. sakit ga sih? :D
apa setelah itu aku kapok punya idola? ngga juga sih. tetep aja pas SMA aku punya idola. kali ini idolaku mulai dari agnes monica, judika, sampai cherrybelle. (yakin ini parah banget)
sekarang aku udah jadi mahasiswa pun ga brenti punya idola. meski begitu aku sadar. cuma Allah SWT dan Rasulnya yang pantas di idolakan. kalo kamu ngidolain yang lain, adanya cuma kecewa. ga percaya? buktiin aja :D
sekarang aku udah jadi mahasiswa pun ga brenti punya idola. meski begitu aku sadar. cuma Allah SWT dan Rasulnya yang pantas di idolakan. kalo kamu ngidolain yang lain, adanya cuma kecewa. ga percaya? buktiin aja :D
Jumat, 07 Februari 2014
BIOGRAFI- PR mas kadept
dimana-mana kalo orang baru ketemu dan ga saling kenal yaa lumrahnya kenalan. tanya nama, alamat, nomer HP, imel, fesbuk, twitter kalo perlu sekalian tanya nomer rekening juga. (eh ga ding)
nah ngomong-ngomong soal kenalan, saya juga ngalamin hal itu tadi sore. ceritanya saya baru masuk ke organisasi kampus, namanya UKMF Al Fatih. dan saya jadi staff media, ini pengalaman baru buat saya. gatau sih cocok apa engga, tapi sebodo amat, kalo kita ditunjuk orang lain ke suatu bidang, berarti orang itu percaya sama kita kan?
singkat cerita media dapet kadept alias kepala departemen yang konyol abis. (ups!)
masa belum apa-apa kita udah dikasih PR. saya sih cuma bilang 'hah' pas mas kadept ngasih PR. lucu tapi ya rada gimana gitu PRnya.
PRnya suruh nulis biografi di blog guys. well, karena PR itu lah saya nyempetin buka blog dan ceramah selebar ini, padahal pengen banget nengokin nasib sinichi kudo sama ran di chapter 886. (ini ga penting)
yaudah simak biografi kecil saya yang berikut ini yaa? semoga anda puas menyaksikan tayangan kami. cekidot!
nama saya Mutiah Mutiara Firdaus. panggil aja tia. tapi banyak juga yang manggil saya mutia, kadang malah cuma 'mut' doang. gapapa sih, saya tersanjung. secara ga langsung mereka ngakuin kalo saya imut kan? :D
kalo ditanya arti nama saya itu apa, saya langsung semangat. Mutiah artinya' orang yang taat' kata ustad saya pas SMP gitu. kalo kata bapak saya sih saya dinamain itu biar kayak sahabiyah figur istri yang taat sama suami di jaman Rasulullah SAW. terus Mutiara itu yaa mutiara, yang diambil dari dalem kerang itu lho. terus Firdaus itu diambil dari nama surga yang derajatnya paling tinggi. harapannya biar saya masuk surga. Aamiin.
jadi nih kalo digabung, nama saya artinya 'orang yang taat mutiara surga firdaus' cantik kan? (huss ga boleh ujub).
saya lahir di purworejo, 10 mei tahun 1995. udah tua yaa? tapi santai aja, kalo kamu lihat saya, kamu kaget banget. masalahnya muka saya mirip sama anak 15 tahun. masih unyu. (Astaghfirullah, narsis meneh)
nah sekarang yang seru nih, cerita masa kecil :D
saya tk di TK ABA Temuwuh Kidul. pas TK saya cengeng banget. dikasih ulat- nangis, tasnya di umpetin-nangis, ditinggal pulang sama temen-nangis, ga bisa naik ke bak mobil pick up-nangis. crying everyday lah pokoknya. tapi yaa jangan salah, walaupun crying everyday, saya kecil-kecil gitu udah puasa ramadhan full. ga tergoda tuh sama iming-iming jajan dari temen. kenapa? yaa saya takut nanti kalo ga puasa di akherat jadi ulet bulu yang gedenya se tiang listrik, bayangin aja seberapa ngerinya. belakangan ini saya baru tau kalo itu cuma akal-akalan ibu saya biar saya mau puasa. (tepukjidat). selain udah puasa ramadhan full, waktu itu saya juga udah bisa baca dengan lancar. padahal umur saya baru 4 tahun. (rada sombong dikit gapapa yaa? :P )
seharusnya nih, saya sekarang udah semester 4, kalau aja waktu daftar SD saya ga ditolak. alasannya bikin gregetan. "umurnya belum cukup bu, nunggu setahun lagi."
oke, daripada nganggur dirumah, akhirnya saya milih sekolah di TK lagi. dan untuk TK yang kedua kalinya ini saya mulai insaf. cengengnya berkurang. yeye
tapi ada kejadian konyol yang saya lakuin. eh alamin.
"bu guru, tasku diumpetin sama bondan" (saya asal tuduh tanpa bukti, soalnya si bondan emang sering ngerjain saya)
"tas yang mana?"
"yang kuning bu, yang winnie the pooh"
"lho? itu yang digendong apa?"
seketika saya nengok ke pundak saya, dan tralala... tas winnie the poohnya saya gendong! karena terlanjur malu, saya ngeluarin senjata pamungkas. nangis.
waktu pun terasa semakin berlalu. ciee. saya masuk SD. SDN Kembang Jitengan 2.
di SD, saya satu-satunya murid yang berjilbab. waktu itu rasanya tersiksa. saya harus berpenampilan berbeda. setiap hari ada aja yang kepo, "yak, rambutmu seberapa?"
yang menyakitkan adalah ketika saya kelas 5 SD. pas main sama temen-temen, ada salah satu teman saya yang keterlaluan. dia menarik jilbab saya sampai lepas. entah kekuatan apa yang menggerakkan saya waktu itu. saya pungut jilbab saya, mendamprat temen saya dan mendorong meja kursi di kelas sampai berantakan. tak peduli itu meja siapa. setelah puas menghancurkan kelas, saya duduk di kursi dan menangis.
fine, lupakan SD kita beranjak ke cerita SMP aja yuk? :D
setelah melalui proses yang panjang, saya berhasil masuk ke sekolah berasrama, bahasa kerennya 'Islamic Boarding School' , artinya, SMP IT Bina Umat. ( ngomong apaan sih?)
hari-hari pertama saya lalui dengan adaptasi yang cukup berat. jadwal asrama yang padat. PR numpuk. cucian numpuk. belum lagi memikirkan piket. bentrok dengan temen sekamar.
yang saya suka di SMP saya dapet temen-temen yang sifatnya rada serupa sama saya. gila, banyak tingkah, cerewet dsb. selain itu yang saya suka lagi kalo pas ada kegiatan outbond. wew, saya akan merelakan baju saya penuh lumpur. rasanya bahagiaa banget. pas outbond saya dapet pengalaman flying fox, rapling di jembatan babarsari sampai nyusuri gua cerme selama 2 jam. ekstrim, memacu adrenalin poool.
tapi, walaupun di SMP IT, saya malah berada di puncak kebandelan saya. mulai dari suka kabur dari asrama, pake celana (disana semua perempuan wajib pake rok saat keluar asrama.), keluyuran ke daerah ikhwan, nongkrong di balkon sambil teriak-teriak ke ikhwan yang pulang jum'atan, bolos shalat tarawih, langganan dihukum gara-gara ga shalat jama'ah dll. paraaaah banget.
tahun berganti. akhirnya saya lulus SMP. niatnya mau ke SMA 1 Yogyakarta. tapi pas baca berita di koran, NEM terendah yang bisa masuk itu 37,00. sedangkan NEM saya 36,25.
yasudah, daripada bingung, saya menerima ajakan pakde saya untuk masuk ke SMK Muh*****iyah 1 W***s. sebelum masuk sana, saya bayangkan sekolah yang akan saya masuki itu sekolah normal. ternyata sodara sodara,, sekolahnya ga cuma abnormal, tapi hiper-abnormal. apa ga ngeri tuh?
di SMK inilah saya malah sadar. saya merasa tertampar dengan keadaan disitu.
bayangkan, setiap semester setidaknya ada satu siswi yang keluar dari sekolah gara-gara hamil diluar nikah. selain itu, setiap istirahat, siswa laki-laki langsung ngeloyor ke warung depan sekolah dan merokok.
di SMK , saya satu-satunya siswi yang memakai rok di hari jum'at dan sabtu. siswi lain? boro-boro rok, malah celana seukuran anak TK yang dipakai.
karena penampilan saya yang beda, saya suka ceplas-ceplos ngomong apa yang dipikiran saya, suka jadi provokator protes kalo gurunya ngeselin, dan saya juga ga nunduk kalo lewat di depan senior, saya jadi populer di sekolah itu. bahkan saat ada opening recruitment IPM (Ikatan Pelajar Muh*****iyah) saya ga daftar aja tiba-tiba diangkat jadi bendahara umum. gubrakkkk!
waktu saya di IPM itu, saya mencetuskan pendirian buletin sekolah. dan hanya bertahan 5 edisi kalo gasalah, dan akhirnya kolaps. bukan karena ga ada duit. tapi karena saya males. bayangkan, mulai dari tema, rubrik, tulisan, kecuali layout itu hasil dari kerja saya dan 2 orang yang saya 'paksa' bantuin saya. saya berusaha keliling sekolah nyari partisipasi tulisan, kritik saran, puisi, tetep aja ga ada yang mau nyerahin. salah saya juga sih, terlalu maksa mendirikan buletin di sekolah yang animo bacanya relatif rendah. eh? :3
finally, saya lulus SMK dengan nilai yang menurut saya nilai semu. iya nilai saya 8,9, 10. bahkan UN akuntansi manual saya dapet 9.9, nyaris perfect 10. tapi saya ga bahagia pas tau ada 'somethingwrong'. tapi yasudalah, lupakan. toh saya sekarang udah mahasiswa :)
saya masuk ke UNY menurut saya sebuah keberuntungan. tes matematika yang cuma saya kerjain 4 soal dengan aji pengawuran pun berhasil mengantar saya ke Pendidikan Akuntansi FE UNY. and i am proud of it.
saya terharu waktu ibu saya mendo'akan saya, "Ya Allah, pilihkan tia universitas yang baik untuk agama dan masa depannya" wuiih so sweet.
dan yang terakhir, kenapa saya masuk media? karena ga diterima di CIES. :D (piss)
engga ding, yaa saya daftar media soale buat nyalurin hobi saya nulis. siapa tau tulisan saya punya kontribusi besar. Aamiin.
saya sebenere masih pengen cerita lagi. tapi karena saya ngantuk, saya mo tidur sik wae.
babay, good night.
nah ngomong-ngomong soal kenalan, saya juga ngalamin hal itu tadi sore. ceritanya saya baru masuk ke organisasi kampus, namanya UKMF Al Fatih. dan saya jadi staff media, ini pengalaman baru buat saya. gatau sih cocok apa engga, tapi sebodo amat, kalo kita ditunjuk orang lain ke suatu bidang, berarti orang itu percaya sama kita kan?
singkat cerita media dapet kadept alias kepala departemen yang konyol abis. (ups!)
masa belum apa-apa kita udah dikasih PR. saya sih cuma bilang 'hah' pas mas kadept ngasih PR. lucu tapi ya rada gimana gitu PRnya.
PRnya suruh nulis biografi di blog guys. well, karena PR itu lah saya nyempetin buka blog dan ceramah selebar ini, padahal pengen banget nengokin nasib sinichi kudo sama ran di chapter 886. (ini ga penting)
yaudah simak biografi kecil saya yang berikut ini yaa? semoga anda puas menyaksikan tayangan kami. cekidot!
nama saya Mutiah Mutiara Firdaus. panggil aja tia. tapi banyak juga yang manggil saya mutia, kadang malah cuma 'mut' doang. gapapa sih, saya tersanjung. secara ga langsung mereka ngakuin kalo saya imut kan? :D
kalo ditanya arti nama saya itu apa, saya langsung semangat. Mutiah artinya' orang yang taat' kata ustad saya pas SMP gitu. kalo kata bapak saya sih saya dinamain itu biar kayak sahabiyah figur istri yang taat sama suami di jaman Rasulullah SAW. terus Mutiara itu yaa mutiara, yang diambil dari dalem kerang itu lho. terus Firdaus itu diambil dari nama surga yang derajatnya paling tinggi. harapannya biar saya masuk surga. Aamiin.
jadi nih kalo digabung, nama saya artinya 'orang yang taat mutiara surga firdaus' cantik kan? (huss ga boleh ujub).
saya lahir di purworejo, 10 mei tahun 1995. udah tua yaa? tapi santai aja, kalo kamu lihat saya, kamu kaget banget. masalahnya muka saya mirip sama anak 15 tahun. masih unyu. (Astaghfirullah, narsis meneh)
nah sekarang yang seru nih, cerita masa kecil :D
saya tk di TK ABA Temuwuh Kidul. pas TK saya cengeng banget. dikasih ulat- nangis, tasnya di umpetin-nangis, ditinggal pulang sama temen-nangis, ga bisa naik ke bak mobil pick up-nangis. crying everyday lah pokoknya. tapi yaa jangan salah, walaupun crying everyday, saya kecil-kecil gitu udah puasa ramadhan full. ga tergoda tuh sama iming-iming jajan dari temen. kenapa? yaa saya takut nanti kalo ga puasa di akherat jadi ulet bulu yang gedenya se tiang listrik, bayangin aja seberapa ngerinya. belakangan ini saya baru tau kalo itu cuma akal-akalan ibu saya biar saya mau puasa. (tepukjidat). selain udah puasa ramadhan full, waktu itu saya juga udah bisa baca dengan lancar. padahal umur saya baru 4 tahun. (rada sombong dikit gapapa yaa? :P )
seharusnya nih, saya sekarang udah semester 4, kalau aja waktu daftar SD saya ga ditolak. alasannya bikin gregetan. "umurnya belum cukup bu, nunggu setahun lagi."
oke, daripada nganggur dirumah, akhirnya saya milih sekolah di TK lagi. dan untuk TK yang kedua kalinya ini saya mulai insaf. cengengnya berkurang. yeye
tapi ada kejadian konyol yang saya lakuin. eh alamin.
"bu guru, tasku diumpetin sama bondan" (saya asal tuduh tanpa bukti, soalnya si bondan emang sering ngerjain saya)
"tas yang mana?"
"yang kuning bu, yang winnie the pooh"
"lho? itu yang digendong apa?"
seketika saya nengok ke pundak saya, dan tralala... tas winnie the poohnya saya gendong! karena terlanjur malu, saya ngeluarin senjata pamungkas. nangis.
waktu pun terasa semakin berlalu. ciee. saya masuk SD. SDN Kembang Jitengan 2.
di SD, saya satu-satunya murid yang berjilbab. waktu itu rasanya tersiksa. saya harus berpenampilan berbeda. setiap hari ada aja yang kepo, "yak, rambutmu seberapa?"
yang menyakitkan adalah ketika saya kelas 5 SD. pas main sama temen-temen, ada salah satu teman saya yang keterlaluan. dia menarik jilbab saya sampai lepas. entah kekuatan apa yang menggerakkan saya waktu itu. saya pungut jilbab saya, mendamprat temen saya dan mendorong meja kursi di kelas sampai berantakan. tak peduli itu meja siapa. setelah puas menghancurkan kelas, saya duduk di kursi dan menangis.
fine, lupakan SD kita beranjak ke cerita SMP aja yuk? :D
setelah melalui proses yang panjang, saya berhasil masuk ke sekolah berasrama, bahasa kerennya 'Islamic Boarding School' , artinya, SMP IT Bina Umat. ( ngomong apaan sih?)
hari-hari pertama saya lalui dengan adaptasi yang cukup berat. jadwal asrama yang padat. PR numpuk. cucian numpuk. belum lagi memikirkan piket. bentrok dengan temen sekamar.
yang saya suka di SMP saya dapet temen-temen yang sifatnya rada serupa sama saya. gila, banyak tingkah, cerewet dsb. selain itu yang saya suka lagi kalo pas ada kegiatan outbond. wew, saya akan merelakan baju saya penuh lumpur. rasanya bahagiaa banget. pas outbond saya dapet pengalaman flying fox, rapling di jembatan babarsari sampai nyusuri gua cerme selama 2 jam. ekstrim, memacu adrenalin poool.
tapi, walaupun di SMP IT, saya malah berada di puncak kebandelan saya. mulai dari suka kabur dari asrama, pake celana (disana semua perempuan wajib pake rok saat keluar asrama.), keluyuran ke daerah ikhwan, nongkrong di balkon sambil teriak-teriak ke ikhwan yang pulang jum'atan, bolos shalat tarawih, langganan dihukum gara-gara ga shalat jama'ah dll. paraaaah banget.
tahun berganti. akhirnya saya lulus SMP. niatnya mau ke SMA 1 Yogyakarta. tapi pas baca berita di koran, NEM terendah yang bisa masuk itu 37,00. sedangkan NEM saya 36,25.
yasudah, daripada bingung, saya menerima ajakan pakde saya untuk masuk ke SMK Muh*****iyah 1 W***s. sebelum masuk sana, saya bayangkan sekolah yang akan saya masuki itu sekolah normal. ternyata sodara sodara,, sekolahnya ga cuma abnormal, tapi hiper-abnormal. apa ga ngeri tuh?
di SMK inilah saya malah sadar. saya merasa tertampar dengan keadaan disitu.
bayangkan, setiap semester setidaknya ada satu siswi yang keluar dari sekolah gara-gara hamil diluar nikah. selain itu, setiap istirahat, siswa laki-laki langsung ngeloyor ke warung depan sekolah dan merokok.
di SMK , saya satu-satunya siswi yang memakai rok di hari jum'at dan sabtu. siswi lain? boro-boro rok, malah celana seukuran anak TK yang dipakai.
karena penampilan saya yang beda, saya suka ceplas-ceplos ngomong apa yang dipikiran saya, suka jadi provokator protes kalo gurunya ngeselin, dan saya juga ga nunduk kalo lewat di depan senior, saya jadi populer di sekolah itu. bahkan saat ada opening recruitment IPM (Ikatan Pelajar Muh*****iyah) saya ga daftar aja tiba-tiba diangkat jadi bendahara umum. gubrakkkk!
waktu saya di IPM itu, saya mencetuskan pendirian buletin sekolah. dan hanya bertahan 5 edisi kalo gasalah, dan akhirnya kolaps. bukan karena ga ada duit. tapi karena saya males. bayangkan, mulai dari tema, rubrik, tulisan, kecuali layout itu hasil dari kerja saya dan 2 orang yang saya 'paksa' bantuin saya. saya berusaha keliling sekolah nyari partisipasi tulisan, kritik saran, puisi, tetep aja ga ada yang mau nyerahin. salah saya juga sih, terlalu maksa mendirikan buletin di sekolah yang animo bacanya relatif rendah. eh? :3
finally, saya lulus SMK dengan nilai yang menurut saya nilai semu. iya nilai saya 8,9, 10. bahkan UN akuntansi manual saya dapet 9.9, nyaris perfect 10. tapi saya ga bahagia pas tau ada 'somethingwrong'. tapi yasudalah, lupakan. toh saya sekarang udah mahasiswa :)
saya masuk ke UNY menurut saya sebuah keberuntungan. tes matematika yang cuma saya kerjain 4 soal dengan aji pengawuran pun berhasil mengantar saya ke Pendidikan Akuntansi FE UNY. and i am proud of it.
saya terharu waktu ibu saya mendo'akan saya, "Ya Allah, pilihkan tia universitas yang baik untuk agama dan masa depannya" wuiih so sweet.
dan yang terakhir, kenapa saya masuk media? karena ga diterima di CIES. :D (piss)
engga ding, yaa saya daftar media soale buat nyalurin hobi saya nulis. siapa tau tulisan saya punya kontribusi besar. Aamiin.
saya sebenere masih pengen cerita lagi. tapi karena saya ngantuk, saya mo tidur sik wae.
babay, good night.
Langganan:
Postingan (Atom)
Featured post
Indonesia Tidak Ramah Lingkungan?
Well, aku nggak mau nambahin berita buruk. Aku cuma mau cerita soal kenyataan. Tentang negeri besar yang dulu berjuluk negeri agraris, neger...
-
Usia bukan penghalang untuk bisa menjadi blogger yang sukses. Karena saya pernah membaca blog blog perempuan terutama emak emak. ...
-
Well, aku nggak mau nambahin berita buruk. Aku cuma mau cerita soal kenyataan. Tentang negeri besar yang dulu berjuluk negeri agraris, neger...
-
Di suatu siang, seorang kakak tingkat kampus menyapaku. Setelah basa-basi beberapa lama, beliau mengutarakan kekagumannya pada beberapa cata...