Rabu, 11 Oktober 2017

Dapodik oh Dapodik

Semalam saya dimintain tolong ibu buat ngerjain Data Pokok Pendidikan Masyarakat (DAPODIKMAS) kalo ngga keliru itu kepanjangannya.  Seperti hari-hari yang telah lalu, saya memang selalu membantu ibu mengerjakan dapodik. Dapodik adalah suatu aplikasi front end yang diharapkan dapat menjadi satu pintu pengumpulan data sekolah agar pemerintah dapa mengambil kebijakan terkait hal tersebut secara lebih efektif. 

Alhamdulillah saya ngga ada masalah selama ini ngerjain dapodik, tapi kalo saya boleh protes ke Ditjen PAUDNI, plis pertimbangkan beberapa hal berikut:

1. Update versi yang terlalu sering. Dapodik sering kali mengalami perubahan dan pembaharuan disana-sini, sehingga membingungkan user. Saran saya, sebelum meluncurkan versi tertentu, kan hasrusnya ada uji coba terbatas, kelompok kecil, kemudian kelompok besar, baru diluncurkan ke masyarakat. Apakah pengembang aplikasi Dapodik ngga pernah memikirkan hal seperti itu? 
Seenaknya banget tiba-tiba minta kita update versi dapodik, padahal belum sampai satu semester. Memang kerjaan guru cuma ngurus dapodik? Kalo sekolah yang sudah bonafid, mereka mampu menggaji operator, jika yang terjadi sebaliknya gimana? Ini gaji guru PAUD hanya 50 ribu perbulan, Gaji guru TK honorer belum tersertifikasi hanya 150 ribu perbulan tapi tugas administrasinya meledak. 

2. Kalo ngupdate versi, tolong jangan lupa buat juga manualnya. Jangan cuma maual instalasinya aja, tapi juga termasu manual penggunaannya. Termasuk mengapa kolom ini harus diisi X, mengapa kolom ini harus diisi Y, dsb. 

3. Kalo memang ditjen PAUDNI ingin membuat dapodik sebagai sumber data satu pintu, maka seharusnya semua urusan di dapodik. Tapi sekarang tiba-tiba ada web baru SIM PKB, apa lagi itu? Telo po pak?
Saya ngga mau suudzon soal proyek dan segala macam. Tapi please, kementrian pendidikan dan kebudayaan u.p Ditjen PAUDNI seharusnya riset dulu kalo mau meluncurkan kebijakan. Dulu ada PADAMU Negeri; semacam web atau platform database dan media sosial bagi guru. Mirip facebook. Itu kelanjutannya dimana? Bagaimana? Kenapa ngga ada kabarnya kayak ditelan angin? Padahal udah capek-capek masukin data, di deadline dan segala macem. 
Saya tau bapak/ibu pegawai yang mengembangkan segala macam sistem untuk menyatukan data sekolah itu capek. Banyak tekanan dari atasan atau aspirasi dari gurem kayak saya. But, demi perbaikan pendidikan, pemerataan kualitas dsb harusnya Ditjen PAUDNI ngga boleh sembarangan. Jangan main keluarin aplikasi. Riset yang bener, uji cobakan berkali-kali dulu. Minta review dan tanggapan para ahli. Kalo sudah sukses, baru diluncurkan. Jangan cuma ngabisin anggaran doang, mentang-mentang pendidikan dapet jatah 20% dari APBN.

3. Ego Sektoral. Buat saya ini bukan cuma masalah di pemerintahan saja, di organisasi atau perusahaan juga biasa ada masalah ego. Tapi apa kita cuma diam karena menganggap hal itu biasa terjadi padahal hal tersebut salah? Misal nih, seharusnya antara yang ngurus Inpassing, web gtk, dapodik, akreditasi, itu koordinasi. Bagusnya kita ngumpulin data gimana  caranya biar hemat, efektif, dan efisien. Sekali sekolah ngisi data langsung dapet semua. Kita yang ada di lapangan enak, terus manajemen pendidikan secara nasional juga enak. Lha ini Ibu saya di GTK SK Inpassingnya udah muncul, tapi tunjangan profesi ngga kunjung cair. 
Akhirnya kalo gitu guru ngga fokus ngajar, guru masih harus mikirin besok dapet duit darimana, makan apa, dsb. 

Well, pesan saya buat masyarakat yang daftar CPNS di Kemdikbud, jangan cuma mikirin diri sendiri. Cobalah tengok masyarakat yang benar-benar membutuhkan kebijaksanaan kalian. Jangan jadi CPNS cuma pengen enaknya aja. Gaji teratur, ditambah tunjangan anak istri, kalo udah tua dan pensiun masih dapet uang dari negara.

Saya tau sulit membuat kebijakan, melakukan riset, dsb karena kita butuh baca banyak buku, jurnal, artikel, minta pertimbangan para ahli, termasuk melihat kebijakan negara-negara lain yang lebih maju. Saya ngga bilang menetapkan kebijakan itu bukan hal mudah. Kritik pasti selalu ada. Tapi please, jangan main-main dengan kebijakan yang diluncurkan ke masyarakat. Bahkan kalaupun hanya pura-pura main-main dengan kebijakan, kalian tetep dapet cap jelek dari masyarakat. Cause people just look at the result not the process even actually it's more important. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured post

Mengelola Kas Perusahaan

 Implementasi kas kecil dan kas di bank adalah bagian penting dari manajemen keuangan dalam sebuah organisasi. Sulit rasanya membayangkan se...