Allah menetapkan jodoh kita sejak puluhan ribu tahun lalu. Mencatatnya dengan rapi di lauhul mahfudz. Pertanyaannya, Mengapa Allah merahasiakan siapa jodoh kita?
Layaknya Allah merahasiakan masa depan, Allah merahasiakan jodoh pun pasti punya alasan. Allah ingin kita sabar. Allah ingin kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan yang terbaik. Maybe that's why jodoh itu sekufu, sederajat, senilai.
Lalu bagaimana dengan istri Nabi Nuh yang kafir? Istri Nabi Luth yang ditimpa adzab? atau bagaimana dengan cerita istri Fir'aun yang jelita?
Nabi Nuh dan Nabi Luth beristrikan orang-orang yang ingkar pada Tuhannya. Sedangkan sebaliknya, Asiah malah bersuamikan orang yang berani mengaku-ngaku Tuhan. Bukankah kedudukan mereka sangat tidak sekufu?
Hanya Allah yang tahu mengapa mereka dijodohkan di dunia. Tapi yang jelas takdir manusia, jodoh, dan hidayah Allah adalah hak prerogatif bagiNya yang tak dapat diganggu gugat. Toh Paman Nabi Muhammad sampai akhir hayat juga tetap kafir kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar