Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Definisi Jodoh

Definisi jodoh menurut saya sangat sederhana. Jodoh itu seperti utang provisi. Jumlahnya ga jelas, jatuh temponya ga jelas kapan, dan ga jelas juga itu utang sama siapa. Aneh ya? Tapi memang itu utang provisi. Allah menetapkan jodoh kita sejak puluhan ribu tahun lalu. Mencatatnya dengan rapi di lauhul mahfudz. Pertanyaannya, Mengapa Allah merahasiakan siapa jodoh kita? Layaknya Allah merahasiakan masa depan, Allah merahasiakan jodoh pun pasti punya alasan. Allah ingin kita sabar. Allah ingin kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan yang terbaik. Maybe that's why jodoh itu sekufu, sederajat, senilai.  Lalu bagaimana dengan istri Nabi Nuh yang kafir? Istri Nabi Luth yang ditimpa adzab? atau bagaimana dengan cerita istri Fir'aun yang jelita? Nabi Nuh dan Nabi Luth beristrikan orang-orang yang ingkar pada Tuhannya. Sedangkan sebaliknya, Asiah malah bersuamikan orang yang berani mengaku-ngaku Tuhan. Bukankah kedudukan mereka sangat tidak sekufu? Hanya Al

To love is to Sacrifice.

To love is to sacrifice. Sebuah quote yang dikeluarkan berdasarkan pengalaman makhluk-makhluk sedunia dalam memperjuangkan cinta. Jujur aja yang ga saya pahami sampai saat ini, hanya untuk sebuah cinta orang rela melakukan apapun. It's crazy to see what's love do for people, but the craziest thing is to see what people do for love .  Lihat, seorang ibu rela mengorbankan apapun yang dimilikinya demi melihat anaknya sukses dan bahagia. Cinta ibu pada anaknya tak kan pernah bisa diragukan. Kekhawatirannya akan keselamatan anaknya melebihi apapun.  Saya memang belum menjadi seorang ibu. Tapi saya sudah banyaak sekali merasakan kasih sayang seorang ibu.  Di tahun 2006, tepatnya pada tanggal 27 mei jogja dilanda gempa hebat. Alhamdulillah daerah saya ga mengalami kerusakan yang cukup berarti, sehingga saya pikir ini cuma gempa kecil. Alhasil bapak tetap mengantar saya dan adik ke sekolah seperti biasa. Jam pelajaran pagi pun berjalan seperti biasa, tapi saat tiba wakt

Women; Dreams, Career, and her Obligations ^^

Sebenernya ini Topik ini pernah saya tulis di facebook saya judulnya women dreams. Saya perempuan, saya individu yang berpendidikan. Bohong kalo saya bilang sya ga punya mimpi dan berbagai cita-cita. Bisa diliat di bio saya waktu kalian buka blog ini. Saya pengen jadi profesor, CA, CFA, author, enterpreneur, wife, and mother. Kalo dipikir, saya butuh waktu berapa tahun untuk,mencapai semuanya? Untuk jadi profesor, saya harus menyelesaikan S3 BERARTI BUTUH KURANG LEBIH 6 TAHUN LAGI. Buat menyelesaikan CFA paling tidak butuh 3 tahun, CA juga sekitar 4 tahun. Artinya saya paling tidak butuh waktu sekitar 13 tahun lagi setelah lulus s1 untuk mencapai gelar-gelar akademik dan profesi yang bergengsi itu. Selama 13 tahun itu, bukankah saya juga harus menikah? Ditinjau dari sisi kesehatan dan psikologis, seorang wanita hanya punya rentang waktu sekitar 15 ytahun untuk menikah dan punya anak. Usia ideal seorang wanita untuk melakukan kedua hal tersebut adalah antara 20-35 tahun.  Semua

Malas

Pagi ini aku sok selo. Meluangkan sedikit waktu untuk menulis di blog. Di awal oktober, aku menargetkan untuk meng- update blog ini tiap hari. Ga yakin sih ada yang baca apa engga. Tapi maksud dan tujuankku sederhana kok. Cuma pengen mengasah keterampilan nulis dan bercerita. Takutnya kalo ga diasah tiap hari ntar ilang sendiri. Kata banyak orang bijak, otak dan skill itu sebelas dua belas setengah sama pisau, makin lama ga dipake bisa karatan.  Well , itu opening yang cukup garing. Entah kenapa hari ini aku malas sekali untuk mengurus bagian hidupku yang lain. Aku berusaha menyemangati diriku. Ayolah, hidup ini cuma sekali, kamu harus ngelakuin sesuatu yang berarti, yang bikin kamu dikenang sama manusia sepanjang hayat. Kayak Shakespare yang terkenal sama romeo-julietnya, newton terkenal dengan hukum gravitasinya, thomas alva edison terus dikenang berkat lampu pijar tinggalannya. Bahkan makhluk terlaknat sejagat raya yaitu setan dan iblis pun terkenal dengan daya hasutnya yang m

Awkward Student, Awkward Moment, Awkward Part of Me

Pernah ngerasain awkward moment pas di kelas? Aku pernah. Menurutku,  awkward moment itu pas kita lagi asik ngobrol sama temen, tiba-tiba ditanya sama temen yang presentasi. Kalo bisa jawab sih mending, kalo ga bisa jawab, bukan  awkward moment lagi namanya, tapi what the hell moment -_- Jangan salahin aku kalo nyebut kayak gitu, masalahnya bener-bener keki banget digituin. Mau nyalahin siapa coba? Nyalahin yang nanya? Ga keren banget sih, kan salah kita sendiri juga yang ngga merhatiin.  Kejadian itu sempet aku alami pas kuliah akuntansi internasional. Kuliahnya pake bahasa inggris dan kebetulan aku udah baca dan udah merhatiin presentasi. Di sesi question and answer , aku malah curhat sama pak ketua kelas soal cowok. *ini memalukan* Sebagai tembahan info aja ya, pak ketua kelas adalah satu-satunya spesies laki-laki yang menghuni kelasku. Walhasil dia udah biasa dicurhatin sama anak buahnya yang semuanya berjenis kelamin perempuan. Termasuk aku. Buat aku, pak ketua kelas ad

Bakso Rasa Sayur Sop

Sepulang dari kampus rasanya lapaar sekali. Perut mulai mengeluarkan suara kriuk-kriuk tak beraturan. Sampai rumah ternyata ibu belum masak. Tia merasa maklum, bagaimanapun juga ibunya sibuk mengajar seharian. Di dapur ada seplastik bakso yang belum dimasak. Bayangan bakso panas dan pedas mengganggu benak Tia yang sedang keroncongan. "Bu, ini baksonya ga dimasak?" Tia sengaja memancing ibunya dengan pertanyaan. "Yaudah situ, masak aja sendiri gapapa" Tia terlonjak senang bukan kepalang. Demi apapun yang ada di dunia, ibu nya adalah orang yang sulit untuk mempercayakan masakan kepada anak gadis tertuanya. Beragam ketidak-beruntungan telah dialami Tia di ranah masak-memasak. Mulai dari oseng kangkung keasinan sampai tempe goreng yang gosong. Mungkin Tia diciptakan bukan sebagai perempuan yang ahli dalam bidang masakan. Tia mulai mengupas bawang, lalu menumbuknya halus bersama-sama dengan garam. "Hm, masak bakso kan gampang, cuma bawang, garam, sama merica. S