Mencoba Logis

Well, setelah sekian laa ga nulis, saya kangen banget. Gak ada alasan khusus kenapa saya nulis malem ini. tapi hal terpenting yang harus diketahui, saya sering nulis saat sedang kalut. Saat bingung entah harus bersikap bagaimana. Menulislah cara saya meluapkan emosi. baik terpubliskasi atau tidak. Saat saya sedang sangat marah di kampus kemudian saya harus pulang, terkadang sikap logis saya terkikis. Sering banget hal kayak gitu bikin saya memacu kecepatan motor sampai 90 km/jam. Peduli keselamatan diri sendiri pun tidak, orang lain? Entahlah.

Sebagai manusia yang memeluk agama islam, percaya bahwa tiada Tuhan selain Allah, maka banyak konsekuensi yang harus ditempuh. Kalau saya ngaku beriman, maka saya harus mengucapkan dengan lisan, meyakini dalam hati, dan mengamalkan dengan perbuatan. Perintah dari Rasullullah SAW jelas, "jangan marah, bagimu surga." (HR. Thabrani)

Kadang ketika marah, kemudian ingat hadits itu, kemudian memikirkan akibat marah untuk diri sendiri maupun orang lain, saya malah merasa sakit. Mentok-mentok nangis. Emosi yang udah memuncak, Kalo digambar di komik mungkin udah berasap, tangan yang mengepal, menggenggam erat nafsu untuk memukul, hati yang terluka, dan pita suara yang bisa membentak kapan saja, semua kondisi itu harus saya redam.

Seringkali saya malah menyalahkan diri sendiri. Mencoba memaklumi perbuatan salah orang lain. Mencoba mengelus dada dan menenangkan diri kalau itu sudah takdir. Kekalutan yang ada di hati dan kepala tak jarang membuat saya menangis. Sebagai hamba, saya ga bisa protes ke Allah tentang takdir yang sudah tertulis. Saya hanya memohon agar menjadi hamba yang beruntung. Punya takdir yang mengutungkan di dunia dan akhirat.

Perasaan marah juga bisa menjadi sangat sakit ketika kita mencoba bersyukur. Melihat ke bawah. Menengok kondisi orang yang jauh lebih buruk daripada kita.

Kalo kita mau nyalahin takdir, kenapa ini dan itu terjadi, sama aja kita nyalahin pencipta takdir. Toh setidaknya kita masih beruntung, Banyak manusia di timur tengah sana yang kelaparan, di sudan, somalia, ethiopia, dan lainnya. Kenapa kita harus marah banget dengan apa yang terjadi? Bisa jadi itu cuma godaan setan yang pengen menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang merugikan yang bakalan terjadi kalo kita marah. Bisa jadi juga itu ujian dari Allah untuk mengukur kesabaran kita.


Well, saya ngga nyoba memberi tips menghadapi marah. Tapi kalo marah, marahlah dengan elegan. Jangan menyakiti orang lain. Kalo saya bilang,- "Cukup kita dan Tuhan yang tau sakitnya."- kok kayane bukan aku banget. Haha.

Saya juga ga akan nyaranin kalian untuk minta dikuatkan. Cukup minta saja hidup yang mudah dan beruntung di dunia dan akhirat. Jadi kalo ada quote "Jangan minta hidup yang mudah, mintalah kekuatan untuk menghadapinya" itu salah. Buat apa minta kekuatan kalo kita bisa selalu menyadarkan hidup pada Tuhan yang Maha Perkasa? Buat apa minta kekuatan kalo kita bisa meminta kemudahan hidup di dunia mau7pun di akhirat kelak?
Ngga usah sok strong jadi manusia.

Finally, enjoy the weekend guys.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEKUATAN atau KEMUDAHAN?

Mengapa (harus) ke Boarding School?

Bedah Isi Buku Positive Parenting